Mangrove Trail Muncar |
Pulang melewati
Kota Muncar, saya teringat ada Hutan Mangrove di Kecamatan Muncar yang sudah
dikembangkan menjadi kawasan wisata. Namanya Pantai Cemara Cinta atau lebih
dikenal dengan nama Hutan Mangrove Kawang. Saya pun membelokan kendaraan menuju
hutan mangrove tersebut
Hutan Mangrove
Kawang terletak di Dusun Kawang, Desa Wringin Putih, Kecamatan Muncar,
Banyuwangi. Karena letaknya berada di wilayah Dusun Kawang tempat ini dinamakan
Kawang. Nama lainnya adalah Pantai Cemara Cinta dikarenakan di sini juga terdapat
pohon jenis cemara laut yang ditanam. Disebut pantai karena sekilas Mangrove
Kawang ini memiliki pasir pantai berwarna putih yang berdampingan dengan
endapan lumpur dari hutan mangrove kawang.
pertigaan setelah toko Surabaya Diesel |
Dari kota
Banyuwangi ke Mangrove Kawang cukup dekat. Naik motor hingga parkirannya
menempuh perjalanan 1 jam 20 menit itu sudah termasuk tanya jalan ke warga
sekitar :D. Rute menuju hutan mangrove
kawang atau pantai cemara cinta cukup mudah, jika kalian dari Kota Banyuwangi
kalian bisa mengambil jalan melewati Patung Kuda – Kota Rogojampi – Pertigaan
Srono ambil ke kiri (kearah Muncar) – lalu bertemu Perempatan Lampu Merah ambil
lurus ke timur kea rah pelabuhan – Pertigaan setelah toko Surabaya Diesel,
belok kanan pada perempatan– lalu ikuti jalan tersebut sampai melewati
jembatan sungai bergapura Desa Wringin Putih – Setelah jembatan ada Pertigaan
pertama (sebelah toko Material) ambil kiri– Ikuti jalan desa tersebut sampai
menemukan petunjuk jalan menuju Mangrove Kawang Muncar atau Pantai Cemara Cinta.
Memasuki kawasan konservasi hutan Mangrove Kawang ini kita akan dipungut biaya
tiket masuk Rp.2000, dan parkir kendaraan (motor) Rp.2000.
gapura depan pantai cemara cinta dan mangrove kawang |
teduhan cemaranya |
Memasuki kawasan
pantai akan di sambut dengan gapura sederhana selamat datang bertuliskan
Konservasi Cemara Mangrove Kawang dengan belakang pohon-pohon cemara yang
teduh. Di sekitar pepohonan pohon cemara terdapat tulisan juga landmark tulisan
Pantai Cemara Cinta. Selain itu, juga terdapat beberapa spot selfie bertemakan
cinta di sekitarnya :D. Pohon cemara ini ditanam sekitar lebih dari setahun
yang lalu dan sempat ditertawakan karena dianggap aneh. Hasilnya bisa dilihat
saat ini, coba saja rasakan sendiri nikmatnya duduk di bawah dahan pohon cemara
lalu coba pusatkan kepekaan suara di telinga. Ketika angin menyejukan datang berhembus
melewati sela-sela pepohonan, seakan ada bisikan suara dari gesekan-gesekan
daun cemara.
memasuki hutan mangrove kawang |
Kawasan Mangrove
Kawang terkenal dengan Jembatan Mangrove atau Mangrove Trailnya. Mangrove Trailnya dibangun sederhana yaitu
hanya dari bambu-bambu dan diberi nama jembatan anti galau serta melarang orang
galau untuk masuk ke jembatan ini. Untuk memasuki kawasan ini, pengunjung akan
dikenakan biaya lagi sebesar Rp.2000 nantinya untuk biaya perawatan jembatan
mangrovenya secara berkala karena terbuat dari bambu. Awalnya mangrove trail
ini dibuat untuk memudahkan memantau perkembangan dan pertumbuhan pohon-pohon
mangrove yang ada disana. Namun secara sengaja malah menjadi potensi wisata
berupa mangrove trail.
Krek, krek, krek
Bunyi jembatan
mangrove yang terbuat dari bambu itu diinjak ketika saya mulai berjalan
memasuki kawasan hutan mangrove. Mangrove Trail di Kawang ini cukup baik, kita
dibawa menyelusuri lorong dari pohon mangrove yang tumbuh tinggi dengan
akar-akar jangkar yang jatuh ke dalam endapan lumpur. Di perjalanan pengelola
memberikan kalimat “motivasi” seperti Jangan Sakiti Aku Lagi, Jum’atan(jujur
masih ingat mantan), Jelek tapi ngangeni, Jamu (Jarang Ketemu) dan lain-lainya.
Mangrove trail ini akan membawa kita menuju ujung dari kawasan mangrove yaitu
perairan Teluk Pampang. Terlihat juga semakin mendekati ujung, pohon-pohon
mangrove makin pendek. Ujung dari mangrove trail kawang adalah jembatan
dibentuk seperti simbol cinta (Love) dengan menara pandang di belakangnya yang
difungsikan untuk melihat pemandangan perairan Teluk Pampang dan spot foto.
ujung dari jembatan mangrove kawang |
pengunjung yang nyari kerang |
teluk pampang dan tanjung sembulungan |
Kebetulan saat
mengunjungi hutan mangrove kawang, laut sedang keadaan surut. Saya bisa turun
ke endapan lumpurnya. Saran saya agak tetap pakai sandal karena ada pecahan
kerang atau tiram yang bisa membuat hati kaki terluka. Saat surut saya
melihat beberapa pengunjung menggali lumpur untuk mencari kerang. Beberapa
pengunjung juga sibuk foto-foto mesra dengan papan bersimbol hati dan huruf
yang bisa dibongkar pasang. Beberapa berpapasan dengan warga setempat membawa
kayu untuk membetulkan tiang-tiang penyangga jaring mereka, beberapa lagi ada
yang membawa ember untuk memanen ikan yang terjerat jaring mereka disaat
pasang. Kadang terlihat burung cangak, blekok dan sejenis cekakak sungai
mencari makan di kawasan teluk Pampang. Jika melihat jauh ke arah laut terlihat
bukit hijau yang merupakan Tanjung Sembulungan yang kawasan Taman Nasional Alas
Purwo.
Saya mengerti
kenapa jembatan ini dinamakan jembatan anti galau dan terdapat papan candaan kalau orang galau hati-hati untuk memasuki jembatan mangrove kawang ini. Mungkin pengelola khawatir bahwasannya
tulisan-tulisan yang ada makin membuatnya galau. Belum lagi ujung mangrove
trail ini berbentuk hati dimana dia yang galau melihat orang-orang berfoto mesra disana. Ketika pulang dalam
perasaan galau, dikhawatirkan akan tersesat dan tak tahu arah jalan pulang dan
lalu menjadi butiran debu di sepanjang jalan lintas selatan Banyuwangi.
Kesimpulannya
kawasan Hutan Mangrove Kawang perlu kalian kunjungi karena sebenarnya disini
kalian bisa belajar banyak tentang hutan bakau dan kehidupan-kehidupan di
dalamnya. Selain itu akan anda dapat melihat panorama yang berbeda dari teluk
pampang. Adanya rimbunan pohon cemara laut bisa anda jadikan peneduh untuk
menggelar tikar menyantap hidangan yang dibawa dari rumah atau menyantap
hidangan dan jajanan yang dijual oleh penjaja makanan-minuman yang ada. Ingat
supaya tetap nyaman berwisata disini, sampah yang kita hasilkan tolong dibuang
pada tempat yang disediakan ya ^^
Yuk Ke Hutan Mangrove Kawang dan Pantai Cemara Cinta, Muncar
Adanya wisata mangrove seperti ini membuat banyak pilihan wisata alternatif yang bisa kita kunjungi. Sekalian kita dapat mengajarkan pada anak-anak tentang manfaat mangrove.
BalasHapusAku baca (jelek, tapi ngangenin) bikin ngakak, Mas.. Wah asyik banget tempat nya, Mas. Keren euy, Hutan Mangrove nya seperti ini..
BalasHapusniat banget emang dijadiin tempat wisata, cuma dengan bentuk seperti ini bisa menaikkan ekonomi warga setempat. objek foto-foto selfie seperti ini menjadi trend kekinian.
BalasHapusHutan mangrove kalau di rawat dan di beri fasilitas untuk berfoto seperti ini tampak jauh lebih menarik ketimbang yang asli. Pasti jadi incaran anak-anak muda yang senang selfie :)
BalasHapusNamanya mirip ama pantai Gua Cemara di Bantul, banyak pohon Cemara juga.
BalasHapusBetuh, tempatnya makin kece. Jadi pengen ngunjungin serta mengaabdikan foto disitu. Dan, saat ini banyak hal yang menarik di sekitar mangrove, paling asik kalau ngajar keluarga,selain berlibur bisa sekalian mengenal alam..
BalasHapusBanyak juga ya saat ini wisata yang ada gapura cinta gitu, bikin tertarik orang-orang untuk mengunjunginya..
Keren ya mas, sayang belom pernah nyobain :D
BalasHapusYuk, mas. Hehehe..
BalasHapusObyek wisata macam hutan mangrove ini belum pernah aku kunjungi yang notabene blogger Bandung di pucuk pegunungan..
Alhmd,alamqu lestari.kal mau tau asal usul cemara cinta,tanya aja sama ketua nama'y pk umar/ bisa jga sama pk yasin yg sekaligus mengikuti pembinaan kelestarian alam yg di adakan oleh dinas pariwisa banyuwangi,kal beliau tanya dpat rekomendasi dr mana? Jwb aj dr pk bakri
BalasHapus