Toko Nyonya Pang berumur 1 Abad Lebih
Melewati 111 Tahun, bukan waktu
yang sebentar untuk sebuah toko masih buka dan berjualan. Apalagi berjualan di
sebuah kota kecil yang terletak antara Jogja dan Magelang. Toko-toko sebelahnya
sudah silih berganti pemilik dan usaha. Toko oleh-oleh yang umurnya lebih dari
seabad ini sudah dipegang oleh generasi ke-6. Toko Oleh-Oleh tersebut bernama
Toko Nyonya Pang.
Toko Nyonya Pang, toko yang sudah
ada sejak tahun 1912 ini dibahas dalam novel “Gadis Kretek’ Karya Ratih Kumala
dimana disebut Wajik Ny. Pang untuk mendeskripsikan keberadaan Kota M. Toko
Nyonya Pang sendiri berada di Kota Muntilan (Kota M) tepatnya di jalan Pemuda
No.17.
Rute Menuju Toko Oleh-oleh dan
Kue Tradisional Nyonya Pang
Kalau dari kota Jogja, kita
tinggal arahkan kendaraan kita ke Jalan Magelang saja. Ikuti jalan tersebut
menuju kota Magelang. Saat memasuki kota Muntilan, pelan-pelan saja. Tokonya
berada di kiri jalan sebelum Klenteng. Jika menggunakan kendaraan umum, kalian
bisa ke Terminal Jombor, Jogja lalu ambil bis jurusan ke Magelang atau
Borobudur dan minta Turun di Toko Nyonya Pang Muntilan.
Sejarah Toko Oleh-Oleh dan Kue
Tradisional Nyonya Pang
Awalnya tahun 1912, Lauw Ing Tjo
membuat Jenang Dodol di rumah dan berjualan sebatas pesanan untuk hajatan,
mitoni dan lain-lain. Karena banyak yang menyukai Jenang Dodol tersebut
akhirnya dijual keliling di sekitar Muntilan dari rumah ke rumah. Jenang Dodol
tersebut diberi nama/merek Nyonya Pang untuk menghormati Ibu Mertua yang
bernama Lauw Ki Pang.
Akhirnya sekitar tahun 1950,
dibuka Toko untuk berjualan Jenang Dodol dan Jajanan Tradisional Lainnya. Munculnya
Wajik di Novel Nyonya Pang mungkin setelah Toko Oleh-Oleh dan Kue Tradisional
Nyonya Pang didirikan.
Hingga kini sudah dipegang
Generasi ke-6 bernama Imanuel Jeffery Leevianto. Kue Tradisional dan Jajanan
yang ada di Toko Nyonya Pang bertambah banyak. Bahkan Toko Nyonya Pang menerima
kue dari UMKM sekitar.
Berkunjung Ke Toko Nyonya Pang
Padahal sering sekali bolak balik ke Jogja-Magelang saat waktu kuliah dulu untuk main ke wisata Magelang seperti ke wisata air terjun magelang , bahkan sering ke Muntilan hanya untuk makan sate, kadang beli Gorenga Molen di depan Klenteng. Namun saya baru tahu toko Nyonya Pang ini setelah Novel Gadis Kretek naik daun. Toko ini berjejer di pinggir jalan ruas utama Jogja-Magelang. Waktu saya kesini parkiran agak penuh karena memang libur lebaran, banyak pemudik dan wisatawan yang lewat muntilan berbelanja oleh-oleh di Toko Nyonya Pang.
Begitu masuk saya takjub, di
dalamnya banyak kue kue jajanan tradisional. Bahkan banyak diantaranya saya
tidak tahu seperti Putri Mandi yang merupakan kue bola warna warni yang
bentuknya seperti Klepon. Ada juga Kue Moho dan Miko, dilihat sekilas bentuknya
mirip roti bakpao dengan pola warna merah pada kuenya. Ada juga Ledre Pisang,
kue ini sudah jarang sekali dijumpai apalagi saya berdomisi Banyuwangi. Tidak
pernah lagi menjumpai kue ini.
Moho dan Miku, Kue Favorit di Toko Nyonya Pang |
Setelah melewati rak kue
tradisional terdapat foto Nyonya Pang beserta penerus-penerus toko Nyonya Pang
hingga sekarang ini. Di rak dekat foto ternyata ada Jenang Dodol yang menjadi
makanan yang mengawali perjalanan Toko Nyonya Pang.
Jenang Dodol Nyonya Pang |
“Ini Jenang Dodolnya enak kak, beda sama jenang dodol yang lain”, Seru salah satu pelanggan setianya Nyonya Pang.
Akhirnya saya mengambil Jenang
Dodol ini untuk dibawa pulang dan penasaran untuk mencicipinya.
Dalam bangunan Toko Nyonya Pang,
di tepian temboknya banyak kue-kue kering produksi UMKM setempat yang diperjual
belikan disana. Dari sekian banyak kue saya memilih Tempe Kemul Kering, yang
menurut labelnya adalah kuliner khas muntilan. Memang benar sih karena jika
kita makan di warung-warung pinggir jalan, banyak tempe kemul dijual. Mirip
seperti jika main ke daerah Wonosobo, disana ada tahu kemul yang dijual di
warung pinggir jalan.
Ada minuman yang lama saya tidak
minum, yaitu Sarsaparilla atau biasa orang menyebutnya Bir Jawa karena minuman
ini punya rasa sensasi seperti minum bir, apalagi jika kita minum dengan
menuangkan di dalam gelas. Buih-buih soda minuman tersebut sampai keluar gelas
saat selesai dituang ke gelas.
Setelah itu, saya membayar oleh-oleh di kasir dan segera kembali ke Jogja karena kereta saya akan berangkat jam 6 sore. Sedangkan langit sudah menunjukan warna hitam gelap seolah nanti akan turun hujan yang lebat.
Kalau jalan jalan ke Jogja dan
Magelang. Mampir ya ke Toko Oleh-Oleh Nyonya Pang ini.
Aku sukaa jajanannya 🤤🤤
BalasHapusTempat yang asyik buat beli oleh-oleh, mas.
BalasHapusDulu pas ke tempat seperti ini lebih banyak santai di teras. Sekarang, pasti masuk dan beli. Selain untuk keluarga besar, minimal mengenalkan produk UMKM setempat