Jalan kaki di
sekitar alun-alun kota Jember ke kawasan Jompo, sebutan warga Jember menyebut
Kawasan kota tua di sekitar Alun-Alun Jember. Sesaat tercium semerbak aroma
roti diantara polusi udara jalanan Jember. Aroma tersebut berasal dari toko
sebuah toko roti dengan tampilan lawas. Berwarna biru kusam dan kuning. Toko
tersebut bernama Toko Roti Sentral. Sebuah Toko Roti tertua di Jember yang
sudah ada sejak tahun 1928.Toko Roti Sentral, Toko Roti Legendaris Jember
Seorang kakek
berkacamata hitam, menyambut saya dengan ramah ketika memasuki Toko Roti Sentral,
beliau bernama Tee San Tiong. Beliau menceritakan kalau toko roti ini sudah
berjualan sejak tahun 1928. Toko roti tertua di Jember ini didirikan oleh Oen
Hwa Nio yang merupakan orang tua dari Beliau. Sekilas saya melihat foto hitam
putih yang berada di tengah-tengah lemari lawas. Ternyata foto tersebut adalah
Ibu Oen Hwa Nio.
Bapak Tee San Tiong
Sejak awal
berdiri, Toko Roti Sentral yang disukai oleh orang-orang Belanda yang ada di
Jember dan Banyuwangi. Orang-orang Belanda yang bekerja Pabrik Gula Semboro,
Pabrik Gula Gunungsari, Pabrik Gula Jatiroto bahkan perkebunan yang ada di
Glenmoore dan Kalibaru, Banyuwangi pun menjadi pelanggan setia Toko Roti
Sentral ini.
Pembeli Roti Sentral dio Jember
Pengiriman Roti
Tawar dari Toko Sentral ini dilakukan oleh Jawatan Pos (sebutan dari PT. Pos
Indonesia) jaman Belanda. Roti-roti tersebut di jemput oleh mobil transportasi
Jawatan Pos tersebut dan dikirim menuju daerah tujuan pemesan roti tawar
sentral tersebut.
Hingga hampir
100 tahun, Toko Roti Sentral masih berjualan roti dan mungkin jumlah roti yang
dibuat tidak sebanyak dulu. Apalagi toko Roti Sentral ini tidak mengunakan
pengawet pada rotinya sehingga jika ada roti tidak habis terjual akan dijadikan
roti kering.
Roti isi Coklat dari Toko Roti Sentral Jember
Selain roti
tawar, ada roti dengan varian rasa coklat, kismis, keju, kacang dan polos. Harganya
cukup terjangkau yaitu Rp. 6.000 saja. Setelah beberapa roti di etalase, Bapak
Tee San Tiong dengan sigap mengambil roti-roti tersebut dan membungkusnya.
Sambil menunggu,
saya memperhatikan etalase lama yang berada di pojok tembok. Etalase tersebut
adalah etalase lama yang digunakan dahulu. Masih ada beberapa toples kaca jadul
dan ada beberapa perabotan di dalamnya.
foto pemilik toko roti sentral di Jember
Setelah
membayar, perhatian saya tersita pada foto hitam putih yang menempel. Di dalam
foto tersebut ada foto Presiden Ir. Soekarno sedang menyapa pemain sepak bola.
Ternyata pemain sepak bola tersebut hendak berangkat menuju kompetisi Seagames
pertama di India. Pemain tersebut ternyata adalah anak pemilik toko roti
sentral yang bernama Tee San Liong atau nama Indonesianya Sanjaya Utama pemain
legendaris Indonesia yang terkenal dengan julukan “Sang Naga dari Jember”.
Setelah itu,
obrolan kami menjadi panjang dan beliau memperlihatkan banyak arsip-arsip
tentang sepak terjang Tee San Liong di persepakbolaan Indonesia. Setelah
selesai ngobrol dan melihat arsip lama tersebut. Saya pamit pulang untuk
kembali ke Banyuwangi karena kereta Pandanwangi ke Banyuwangi akan berangkat
jam 14.30
Semoga Toko Roti
Sentral ini bisa terus operasional dan menjadi salah satu daya tarik sejarah
dari Kabupaten Jember. Kalau kalian ke Jember mampirlah ke Toko Roti Sentral
ini yang letaknya tidak jauh dari Alun-Alun Jember.
Wah, legend ini, sudah lama sekali ya toko rotinya. Senang masih bertahan dan memiliki konsumen, semoga ada penerus dan bertahan selamanya, ya :) Aku senang lihat tempat-tempat lama gini, apalagi kalau interior lamanya masih dipertahankan.
BalasHapussemoga bapaknya diberi kesehatan biar terus memproduksi kue legend ini
BalasHapustokonya terlihat bersih, betah ya kalau lama lama disana