Sejak ada Kereta
Api Blambangan Ekspres dari Banyuwangi ke Semarang, saya jadi antusias lagi
untuk jalan-jalan ke Semarang. Menikmati keindahan Kota Lamanya, menyicipi
kulinernya, mempelajari sejarahnya. Ada yang berkesan dari perjalanan kemarin,
yaitu tidak sengaja berkunjung ke tempat yang punya sejarah perkopian yang
menakjubkan yaitu Dharma Boutique Roastery.halaman Dharma Boutique Roastery
Dharma Boutique Roastery ini terletak di Kawasan Pecinan atau lebih
tepatnya di Jalan Wotgandul Barat No. 14, Kranggan, Kecamatan Semarang Tengah
Kota Semarang. Dari luar terlihat seperti rumah lawasan biasa dengan halaman
luas. Sampai salah satu barista melihat saya kebingungan mencari pintu masuk,
memanggil dan menunjukan pintu kecil bertuliskan tulisan Dharma Boutique
Roastery dengan keterangan jam buka pukul 09.00-17.00 WIB dan tutup setiap hari
senin.
Barista sedang membuat kopi pesanan
Sampai di dalam, saya melihat beberapa orang sedang bercakap-cakap
tentang kopi di meja barista, ada anak kecil yang bermain di sekitar taman dan
rumah lawasnya. Saya memilih masuk ke bagian dalam menyapa barista yang
memanggil saya lalu melihat-lihat toples-toples kopi berisikan kopi-kopi dari
penjuru nusantara mulai dari Aceh hingga Nusa Tenggara Timur. Dari kopi lanang
hingga ada kopi wine.
Sejarah Pabrik Kopi Margo Redjo
Dharma Boutique Roastery dulu bernama Pabrik Kopi Margo Redjo (Koffie
Branderij Margo Redjo) yang didirikan oleh Warga Semarang bernama Tan Tiong Le
pada tahun 1915 di Bandung sehingga Kopi Margo Redjo ini punya sebutan lain
bernama Eerste Bandoengsche Electrische Koffiebranderij Margo-Redjo, lalu
setelah itu berpindah ke Semarang tahun 1924 dan namanya Pabrik Kopi Margo
Redjo besar disana. Sekarang Pabrik Kopi ini dipegang oleh Generasi Ketiga
bernama Hidayat Basuki Dharmowiyon.
Puncak jayanya Pabrik Kopi Margo Redjo pada tahun 1930-an. Pabrik
tersebut mempunyai banyak merek produk yang berbeda seperti Tjap Margo Redjo,
Tjap Pisau, Tjap Orang Matjoe, Tjap Grobak Idjo, Koffie Santoso, Koffie Marima
dan Koffie Sari Roso. Selain itu, menurut mas Safar (salah satu pengelola
Dharma Boutique Roastery), ada kopi-kopi yang di ekspor ke Eropa dan menjadi
beberapa merek kopi disana. Namun nama merek datangnya saat itu tidak
disebutkan oleh mas Safar karena masih merekap dokumen-dokumen yang ditemukan.
Eureka, Mesin Sangrai Kopi Tua milik Dharma Boutique Roastery
Di belakang taman terdapat pintu berwarna abu-abu, terdapat anjing
besar yang berjaga di samping pintu. Karena sudah bersama pemilik rumah jadi
kami tidak di “gong-gongin” haha. Sambil jalan kea rah pintu abu-abu saya
berpikir hendak diajak ke dalam rumah lawasnya. Namun saat pintu abu-abu dibuka,
ternyata bukan rumah melainkan ruang pabrik. Dari depan pintu, saya terpana
dengan mesin roasting kopi yang besar. Alat Roasting Kopi tersebut bermerek
Eureka dengan kapasitas cukup besar. Mesin ini didatangkan dari Belanda tahun
1927 untuk memenuhi permintaan pasar yang cukup besar saat itu.
mesin roasting kopi untuk memenuhi kebutuhan Kopi di Agresi Militer Belanda
Mesin ini pun sempat disembunyikan ketika Jepang menguasai
Indonesia. Mesin ini disembunyikan di Kraton Solo agar tidak dileburkan menjadi
Senjata oleh Tentara Jepang untuk kebutihan pembuatan senjata. Jika tidak,
mungkin kita tidak bisa melihat alat tersebut di Dharma Boutique Roastery saat
ini.
alat Sangrai merek Henneman, alat sangrai tertua di Dharma Boutique Roastery
Alat Roasting Kopi yang ada di kedepannya akan difungsikan sebagai
sarana edukasi sejarah kopi di Kota Semarang, namun ternyata ada Mesin sangrai
kopi yang lebih tua dari merek Eureka tersebut. Menurut mas Safar, alat sangrai
kopi yang dipakai setiap harinya bermerek HENNEMAN berusia lebih tua dari merek
Eureka.
Setelah Indonesia Merdeka, ada peristiwa Agresi Militer Belanda, saat itu Belanda memesan kopi untuk memenuhi kebutuhan para Prajuritnya sehingga Pabrik Kopi Margo Redjo mendatangkan kembali Mesin Roasting berbentuk bola yang kapasitasnya lebih kecil dari Mesin Roasting merek Eureka yang ternyata sudah menggunakan gas.
halaman Dharma Boutique Roastery
Sampai keluar dari bangunan bekas pabrik Kopi Margo Redjo rasa kagum
masih melekat, bahkan pikiran jadi membayangkan suasana saat mesin-mesin
sangrai tersebut beroperasi memenuhi permintaan yang masuk untuk Kopi Margo
Redjo. Saya memilih duduk di bawah teduhan pohon di halaman Dharma Boutique
Roastery, menikmati kopi yang saya pesan.
Begitulah cerita singkat kunjungan di Dharma Boutique Roastery. Sebuah pengalaman berkesan di Kota Semarang yang punya banyak cerita bersejarah. Mungkin Dharma Boutique Roastery ini adalah Salah satu Rumah Kopi Tertua di Indonesia yang masih bertahan. Semoga bisa berkunjung kesini lagi.
Posting Komentar