Satu Porsi Puyuh Geprek Sambel Ijo |
Sarapan pagi di Banyuwangi pilihannya memang terbatas mulai dari Nasi Pecel, Nasi Cawuk, Nasi Kuning dan Nasi Bungkus. Namun jika kalian berada di sekitaran daerah Licin, kalian bisa menemukan beberapa sarapan pagi yang enak yaitu Puyuh Geprek Sambel Ijo di Warung Nendaeng. Kuliner ini bisa dibilang salah satu Kuliner Hidden Gem Banyuwangi yang wajib kalian coba saat di Banyuwangi.
Saya antusias sekali saat diberi
tahu oleh Mba Ratih, salah satu teman dari Desa Segobang kalau ada kuliner enak
yaitu Puyuh Geprek Sambel Ijo. Kuliner dari Burung Puyuh ini sangat jarang ada
di Banyuwangi. Saya hanya menemukan di Desa Manggir dan Di Desa Licin ini.
Burung Puyuh Geprek Sambel Ijo ini bukan makanan khas melainkan makanan kreasi
dari Bu Riana Pemilik Warung Nendaeng.
Warung Nendaeng ini hanya buka
pagi hari saja mulai jam 06.00 hingga habi. Biasanya jika ramai jam 08.00 pagi
saja sudah habis. Menu yang dijual di Warung Nendaeng ini adalah Nasi Cawuk dan
Puyuh Geprek Sambel Ijo. Dahulu Warung Nendaeng ini menjual bakso yang menurut
saya cukup enak adalah Bakso Kecombrangnya namun akhirnya diganti menjadi menu
sarapan pagi berupa Nasi Cawuk dan Puyuh Geprek Sambel Ijo.
Rute ke Warung Puyuh Geprek Sambel Ijo (Warung Nendaeng)
Warung Nendaeng ini lokasinya
strategis di pinggir jalan ruas utama Banyuwangi kota menuju ke Kawah Ijen.
Untuk menuju kesana dari Banyuwangi kota, kalian tinggal membawa kendaraan
kalian kea rah barat melewati Pelintasan Rel Sasak Perot – pertigaan Patung
Barong – Desa Olehsari- Jelun- lalu setelah melewati Polsek Licin akan ada
papan banner bertuliskan sarapan Sego Cawuk disitulah Warung Nendaeng atau
lebih tepatnya di sebelah warung Bebek Pencit (Gang Tanjakan ke Ijen Shelter).
Warung Nendaeng Tampak Depan |
Waktu datang kondisi warung masih sepi, terlihat hanya hidangan Nasi Cawuk saja jadi jika ingin memesan Puyuh Geprek Sambel Ijo ini kalian tinggal bilang ke Ibunya saja nanti akan dibuatkan. Puyuh Geprek Sambel Ijo ini ada dua versi yaitu Versi Utuh dan versi ekonomis. Versi utuh kita mendapat puyuh utuh satu ekor dengan harga Rp. 15.000 dan versi ekonomis seharga Rp. 7.500 kita dapat puyuhnya setengah ekor .
Burung Puyuh digeprek |
Sambil menunggu, saya memperhatikan ibu Riana meracik Puyuh Geprek Sambel Ijo. Kacang Panjang mentah dipotong-potong lalu diberi tempe dan sambel ijo yang sudah siapkan terlebih dahulu lalu digeprek seperti membuat sambel tempe, lalu taruh dipinggir piring yang sudah ada nasi. Burung puyuh yang sudah digoreng matang ditaruh di atas cobek lalu diberi sambel ijo diatasnya lalu digeprek. Lalu dicampur kedalam piring yang sudah disediakan tadi dan diberi daun kemangi, timun dan bakwan Jagung.
Penampakan Puyuh Geprek Sambel Ijo |
Pertama saya langsung mencolek sambel ijonya. Enak dan segar karena digeprek sepertinya meresap kedalam burung puyuhnya. Kedua saya mencoba memakan pelengkapnya berupa tempe yang digeprek bersama potongan kacang panjang . Pait namun dapat gurih dan enak dari campuran tempe dan sambel ijonya. Pelengkap ini saya rasa untuk membangkitkan nafsu makan pagi hari agar lahap menghabiskan Puyuh Geprek Sambel Ijo.
Sambil menyantap dan menikmati
Puyuh Geprek Sambel Ijo, saya melihat warung mulai ramai oleh warga setempat
memesan Sego Cawuk yang harganya murah yaitu Rp. 5.000 sudah dapat potongan
pelasan, potongan telur dan bakwan jagung. Ibunya meracik pesanan satu persatu
jadi jika datang agak siangan harus bersabar mengantri menunggu giliran.
Jika Antri harus sabar ya hehe |
Sarapan Puyuh Geprek Sambel Ijo ini perlu kalian coba karena selain enak, olahan makanan burung puyuh jarang ada di Banyuwangi. Setelah sarapan bisa keliling melihat-lihat pemandangan indah yang ada di sekitar daerah Licin.
Selamat Mencoba ya :)
Iki enak banget mesti mas, daging iso rodo kering gorengnya dan gak tebal. Mesti rasanya lebih meresap
BalasHapus