Foto merupakan ilustrasi semata |
Melakukan perjalanan
traveling mempunyai cerita-cerita yang berkesan yang berbeda di setiap daerah
tujuan. Ada kisah seru, ada kisah menyenangkan, ada kisah apes seperti
mengalami kejadian horor atau paranormal experience. Sekitar beberapa tahun lalu, saya melakukan perjalanan malam hari bersama 3
orang teman menuju salah satu spot sunrise. Kami berangkat
jam 9 malam dan sudah berencana akan tidur di masjid atau musholla yang ada di
dekat sana.
Singkat cerita kami sampai
sudah masuk lingkungan desa, suasana memang sudah malam sekitar jam 22.30,
sebenarnya ragu juga menginap di musholla dan berencana menginap di atas bukit
tempat melihat sunrise aja, namun karena menerabas kebun rakyat, kami merasa
aman kalau istirahat dulu menunggu pagi di Musholla desa dekat jalan naik
menuju bukit.
"Mushollanya buka nih,
kita bisa tidur di belakang nih"
Setelah mengunci motor, kami
masuk ke musholla bagian belakang yang masih terbuat kayu dengan arsitektur
bentuk Joglo khas Jawa. Sisi bangunan depan musholla sudah ditutup pintu
kaca dan dikunci. Sempat melihat jalan, siapa tau ada penduduk yang lewat atau
petugas ronda dan hendak minta izin untuk istirahat di musholla tapi tidak
ketemu.
"Kita tidur saja, nanti
sebelum subuh bangun ya, ga enak kalau
ada yang datang mau sholat", ujarku dan dua teman mengiyakan saja.
Kami tidur berjejer tiga,
menggelar jaket sebagai alas untuk tidur dan tas menjadi bantal. Tidak ada hal
aneh diawal namun setelah beberapa lama saya dikejutkan dengan suara tokek tapi
suaranya aneh.
"Tokkkkeeeek,
Tokkkeeeek, Tokkeeeekk, khihihihihihihi"
"Tokkkkeeeek,
Tokkkeeeek, Tokkeeeekk, khihihihihihihi"
"Tokkkkeeeek,
Tokkkeeeek, Tokkeeeekk, khihihihihihihi"
Sotak saya kaget dong.kok
suara tokek ada suara mba-mba ketawanya, tiga kali lagi. Saya masih berusaha
tenang aja dan berpikir
"ah itu tokek jenis
baru paling haha", pikirku.
karena teringat perjalanan
terakhir ke Toraja, disana mendengar menjelang subuh suara ayam berkokok
diikuti dengan suara orang tertawa. Ternyata memang ada jenis ayam ketawa yang
dipelihara oleh masyarakat Toraja.
"Tokkkkeeeek,
Tokkkeeeek, Tokkeeeekk, khihihihihihihi"
"Tokkkkeeeek,
Tokkkeeeek, Tokkeeeekk, khihihihihihihi"
"Tokkkkeeeek, Tokkkeeeek, Tokkeeeekk, khihihihihihihi"
Suara tokek aneh tersebut
terdengar lagi dan saya sadar dua teman juga terbangun karena suara itu. Namun
kami memutuskan untuk tidak membahasnya dan kembali berusaha tidur. Suara Tokek
aneh tertawa tersebut masih terdengar terus sepanjang malam.
Karena suara tokek tertawa
tersebut, tidurku ga beres dan gelisah guling ke kanan, guling ke kiri tapi ga
berani membuka mata, dipikiran udah kacau aja nanti saat membuka mata malah
muncul melihat yang tak diinginkan. Benar, pikiran saya kejadian, terbangun saat posisi tidur telentang kepala
menghadap ke atas. Secara jelas melihat kain putih agak bercahaya terbang berkeliling di langit-langit musholla lalu terbang pergi keluar. Hiii.
Mata berusaha terpejam untuk tertidur namun tidak bisa, serasa kalau
terpejam, bayang-bayang kain putih masih terbang-terbang diatas kami, diatas langit-langit musholla. Setelah beberapa
lama, suara tokek aneh yang ketawa masih berlangsung. Ini kalau tokek beneran suaranya begini tak bisa mahal kalu dijual lah kalau dicari ternyata jadi-jadian -_-.
Semakin malam makin terasa dinginnya, suara tokek mendadak sunyi lalu tiba-tiba ada tangan yang berusaha membangunkan dan kami bertiga terbangun bersama. Saya melihat sosok Mbah-mbah namun tidak terlihat jelas wajahnya karena lampu musholla yang tidak menyala, cahaya hanya dari lampu jalan yang ada tidak jauh dari musholla ini. Sosok mbah tersebut mengenakan seperti blangkon atau udeng menyapa kami dan mulai berbicara. Karena mendadak bangun, saya jadi kurang konsentrasi mbah tersebut bicara atau karena perbedaan bahasa karena mbah tersebut menggunakan bahasa jawa kromo.
Semakin malam makin terasa dinginnya, suara tokek mendadak sunyi lalu tiba-tiba ada tangan yang berusaha membangunkan dan kami bertiga terbangun bersama. Saya melihat sosok Mbah-mbah namun tidak terlihat jelas wajahnya karena lampu musholla yang tidak menyala, cahaya hanya dari lampu jalan yang ada tidak jauh dari musholla ini. Sosok mbah tersebut mengenakan seperti blangkon atau udeng menyapa kami dan mulai berbicara. Karena mendadak bangun, saya jadi kurang konsentrasi mbah tersebut bicara atau karena perbedaan bahasa karena mbah tersebut menggunakan bahasa jawa kromo.
“Mbah, kami boleh numpang istirahat disini?”
Saya sudah tidak lagi mengerti lagi pembicaraan mbahnya bersama kedua
teman karena menggunakan bahasa jawa, katanya mereka beliau mengingatkan bahwa barang kita yang ada di motor dibawah
masuk saja ke musholla. Mbahnya langsung pamit ke arah dalam musholla .
Lanjut tidur, saya merasa malam ini panjang sekali. Sesekali terbangun
karena suara tokek aneh tertawa yang datang lagi setelah kepergian mbah tadi dan kadang saat saya tidur mata terpejam, saya bisa melihat
langit musholla, dan sekitar kami tidur. Sesekali saya lihat mba-mbah tadi melihat ke arah kami dan mengawasi kami dengan dan berjalan mengelilingi kami.
Sampai akhirnya kami terbangun karena ada suara lalu lalang motor yang
parkir di samping musholla. Kami bangun, sholat subuh dan lanjut menuju ke
bukit tempat melihat sunrisenya . Saat hendak kembali pulang, kami
bercerita tentang kejadian semalam dan ternyata memang kami semua mengalaminya
haha. Jadi ini merupakan salah satu pengalaman yang tak terlupakan saat
travelling.
untung artikelnya ga terbit malam2 nih..
BalasHapusbikin ga bisa tidurrr..
Iyaa, akhirnya di post pagi2 haha
HapusSuara tokek emang khas hahaha.. Dulu suara tokek masih sering terdengar tetapi untuk sekarang udah menghilang, jarang sekali mendengarnya. Suara yang menjadi pembeda setiap malam, banyak cerita mengenai suaranya, apalagi di saat menginap ditempat yang belum pernah kita kunjungi. Hilangnya suara itu apa karena saking banyaknya yang memberjual belikan ya..
BalasHapusIya.. tokek malah jd buruan karna dipercaya bisa jadi obat ya, pdhl g ada bukti dr uji klinis juga
HapusUdah gitu doang Lan? Nggak ngobrol sama yang pake baju putih bercahaya gitu Lan?
BalasHapusHahaha malah g kepikiran, sibuk nutupin mata supaya g ngwliat haha
HapusDuh horor, sampai menampakkan diri itu putih, si mbah2 mungkin yg jaga musholla, nek aku wis ngompol 🤣
BalasHapusKiraian Mas Alam pemberani gituuu, oalah ternyata podo karo aku. Wkwkwk
BalasHapusGak bisa bayangin dah kalau aku yangvtidur di sana dan denger suara tokek jenis baru itu.... Makin gak bis atidur pastinya kalau liat kain putih terbang tengah malam...
BalasHapusserem euy,, aku selama ngelayab alhamdulillah gak pernah ketemu hal aneh2 haha..
BalasHapus-traveler paruh waktu
Kalo udah liat yang putih-putih gitu saat tidur, emang jadi serem buat buka mata, takutnya dia ada di sebelah.
BalasHapusKalo saya yang serem saat traveling itu saat ngunjungi rumah sakit tua, bangunan peninggalan Belanda.
Saat di sana, rasanya ada aja yang memperhatikan, padahal nggak ada orang. Dan saat pulang dari sana, rasanya ada yang ngikutin.
Setelah pulang dari sana pun, 2 dari 5 orang kami yang pergi jatuh sakit.
Kalau aku udah pasti nggak bisa tidur semalam itu, hahahaha.
BalasHapusDengar suara tokek biasa saja, ku nggak bisa tidur, apalagi suara tokek yang aneh.
Dan bakalan kapok nggak mau ke tempat itu lagi.
hehee temanku kesana lagi buat liat sunrise, mushollanya udah bagus dan lebih luas hehe
HapusHarusnya kamu cari tokeknya mas. Itu bagus loh. Siapa tahu di kosan atau di aman kalau bunyi ada ketawanya. Apa nggak bubar satu rumah gegara denagr ada hihihi-nya
BalasHapushahaha waduh, bawaannya udah ngeri loh kmarin itu haha
Hapus