Suasana di Gedung Juang 45 Solo |
Kota Solo banyak bangunan yang
punya banyak cerita sejarah seperti Kraton Surakarta, Masjid Agung Surakarta,
Pasar Gede dan juga banyak bangunan lama bergaya arsitektur khas Eropayang bisa
kita temukan di sekitar Kraton Surakarta hingga ke alun-alun selatan. Salah
satunya adalah Gedung Djoeang 45 yang mulai
dibuka untuk umum sebagai salah satu destinasi wisata di Kota Solo.
Gedung Djoeang 45 (Gedung Juang
45) Solo ini dibuka untuk umum pada bulan September 2019 dan kunjungan pun
membludak apalagi di hari-hari libur, mungkin pada awalnya pengelola Gedung
Juang 45 ini tidak memungut biaya tiket masuk alias gratis. Belum lagi nuansa
arsitektur Eropa dari Bangunan Gedung Juang 45 ini bagus untuk foto-foto dan
menikmatinya.
Rute Menuju Ke Gedung Djoeang 45 Dari kota Solo
Letak Gedung Juang 45 ini
strategis sekali dengan pusat Kota Solo dan wisata Kota Solo lainnya seperti
Benteng Vastenburg, Kraton Surakarta, Pusat Grosir Batik Solo, Pasar Gede atau
alamat Gedung Djoeang 45 ini berada di Jalan Mayor Sunaryo, Kelurahan Kedung
Lembu, Kecamata Pasar Kliwon, Kota Surakarta. Jika kalian menaiki angkutan umum
kalian bisa naik Bis BST Solo (Batik Solo Trans) Koridor 8 dan turun di Halte
Jalan Mayor Sunaryo atau Gedung Juang 45. Kalau kalian tidak mau menunggu bis
BST kalian bisa naik Ojek Online, Taksi, Ojek Pangkalan atau Becak.
untuk masuk ke Gedung Juang 45 Solo, Beli Gelato dulu di Kafenya |
Harga Tiket Masuk
Berbeda dengan tahun 2019, pada
tahun 2020 ini untuk wisatawan yang ingin masuk ke area tengah Gedung Juang 45
Solo ini diwajibkan untuk membeli Produk Eskrim Gelato dari Gelatoku yang berada
pintu masuk ruang utama. Harga paling murah dari Gelatonya yaitu seharga Rp. 15.000
untuk cup gelato kecil dengan dua rasa. Rasa Gelato yang ditawarkan beragam
mulai dari bahan buah-buahan seperti Buah Naga, Mint, Jeruk dan bahan-bahan
lainnya seperti choco mint, caramel dan lain-lainnya. Masih di dalam ruang
depan terdapat foto-foto Gedung Juang 45 tempo dulu serta foto suasana Solo
Tempo Dulu.
Ruang depan berisi foto-foto tentang sejarah yang terjadi di Kota Solo |
Keluar dari ruang utama kita bisa
zona tengah, ada halaman yang
dikelilingi oleh bangunan yang ada di Gedung Djoeang 45 ini. Di halaman
tersebut disediakan bangku-bangku taman yang bisa digunakan untuk duduk-duduk
santai menikmati Gelato atau camilan yang kita pesan di ruang depan. Disini
juga merupakan titik kumpul wisatawan, wisatawan bisa mengambil gambar dengan
latar bangunan dengan arsitektur eropa, apalagi jika datang malang hari, lampu
temaramnya menyala seakan-akan kembali ke era masa lampau. Ada beberapa zona
larangan wisatawan yaitu zona di lantai dua yang mungkin belum sempat
direnovasi dan lantai beranda lantai duanya masih menggunakan kayu yang
dikhawatirkan akan rusak jika diinjak. Selain itu zona ruang belakang juga
tidak diperkenankan masuk kecuali kalian menginap di Gedung Djoeang karena
ruang belakang merupakan bagian dari hotel yang dikelola oleh pihak Gedung
Djoeang 45 Solo. Sayangnya beberapa fasilitas tambahan yang difungsikan untuk
spot foto kurang sesuai dengan kondisi arsitektur sehingga saya malah
mengurangi daya tarik dari arsitektur bangunan gaya eropa di Gedung Juang 45
Solo ini. Malah saya berpikir jika ada penyewaan baju klasik ala zaman dahulu
malah menarik.
Lampu lampion warna-warni ini menurut saya tidak cocok untuk bangunan gaya eropa |
Sejarah Gedung Djoeang 45 Solo dari masa ke masa
Jika dilihat dari Sejarahnya
Gedung Djoeang 45 ini sudah mengalami beberapa perubahan. Gedung Ini dibangun
tahun 1876 oleh Pemeritah Hindia Belanda sebagai pelengkap dan pendukung dari
Benteng Vastenburg yang ada di utara dari Gedung Djoeang ini. Awalnya sebagian
gedung ini menjadi kantin lalu menjadi asrama tentara dan fasilitas kesehatan. Setelah
kemerdekaan, gedung ini sempat terbengkaai dan akhirnya direnovasi dan pernah
menjadi Panti Asuhan, markas kesatuan TNI dan akhirnya menjadi kantor oleh
pengurus Dewan Harian Cabang 45 (DHC 45) sehingga Gedung Djoeang ini juga
terkenal dengan nama Gedung DHC 45. AKhir Tahun 2019, Gedung ini difungsikan
sebagai tempat rekreasi sejarah di Kota Solo.
Suasana malam di Gedung Djoeang 45 Solo |
Menurut saya, dengan diberlakukannya
kewajiban membeli Gelato untuk masuk ke area tengah Gedung Djoeang 45 Solo ini
bisa mengurangi keramaian pengunjung yang datang sehingga wisatawan yang datang
lebih leluasa menikmati suasana Gedung Juang 45 Solo tersebut. Kalau Pandemi
Corona ini berakhir dan punya waktu jalan-jalan ke Solo, sempatkan mampir ke
Gedung Djoeang 45 Solo ya.
Yah, jadi pengen ke sini tapi ngga boleh kemana2,
BalasHapusahahah sabar nanti setelah badai virus corona benar2 sudah berlalu ya mba
HapusKonsep yang menarik menurutku, bangunan sejarah digabung ama toko es krim dan ada penginapan juga.
BalasHapuswah adakafenya juga, asyik banget ya
BalasHapuskonsepnya sangat unik dan bangunannya sangat kokoh jika dilihat, jadi pengen kesana Keren Sekali
BalasHapusWaaah harus kesana setelah Pandemi berakhir... Solo selalu bikin pengen balik yaa Mas Alan👏
BalasHapusWah aku baru tahu hahaha. Nambah list buat dikunjungi pas lewat Solo lagi :D
BalasHapussemoga covid segera berlalu dan bisa jalan2 lagi..
BalasHapus