Pegon Jember di Watu Ulo |
Setelah menikmati Pagi di Pantai
Papuma, saya bersama Blogger Jember bersiap-siap berangkat Ke Pantai Watu Ulo
yang letaknya di sebelah Pantai Papuma. Ada apa di Pantai Watu Ulo?
“Nanti di Pantai Watu Ulo itu ada Mitos Ular Raksasa.
Ada Tradisi Budaya Pegon yang ada 1 tahun sekali. Acaranya hari ini, di
kemas dalam Festival Waton (WatuUlo Pegon)”
Pantai Watu Ulo, Pantai Berpasir
Hitam dengan garis pantai yang cukup panjang, Ombaknya cukup besar sehingga
disini, pengunjung dilarang untuk berenang untuk menghindari hal yang tidak
diinginkan. Namun pengunjung bisa menikmati sisa deburan ombak yang sampai di
pasir pantai, menikmati kuliner ikan bakarnya. menikmati panorama pantainya
juga sisa kisah mitos yang ada di pantainya.
Kisah Mitos Pantai Watu Ulo
Pantai Watu Ulo, Jember ini punya
kisah mitos heroik Raden Mursodo yang membelah menjadi tiga bagian Ular Raksasa
bernama Nogo Rojo. 3 bagian tersebut dipisahkan di berbagai penjuru pantai
selatan Jawa. Ekor di daerah Pacitan, kepala di daerah Banyuwangi, ada yang
bilang di Grajagan, ada yang bilang juga di Pulau Mustaka (yang terlihat jelas
dari Pantai Mustika Pancer) dan Badan Ularnya berada di Watu Ulo ditandai
dengan adanya karang berbentuk seperti badan ular memanjang ke arah laut. Bisa
dibayangkan sebesar apa Ularnya?
Tradisi Budaya Pegon di Hari Lebaran Ketupat
Selain kisah mitos tersebut, ada
budaya tradisi unik di Pantai Watu Ulo ini. Setelah hari ke 7 (H+7) Hari Raya
Idul Fitri, warga sekitar Pantai Watu Ulo ini mempunyai Tradisi bersama-sama
pergi ke Pantai bersama keluarga dan kerabatnya membawa makanan yang nantinya
di santap bersama di pinggir pantai. Budaya Tradisi ini sudah ada sejak dulu
dan mereka pergi bersama-sama dari rumah menggunakan kendaraan yang ada sejak
dulu, Pegon. Pegon merupakan Gerobak yang digerakan oleh dua ekor sapi atau
kerbau dengan pengendaranya dinamakan “Bajingan”. Saya tidak begitu kaget
karena sudah mengenal istilah Bajingan adalah supir dar gerobak sapi di Jogja.
H+7 dikalangan masyarakat Jawa
Tengah dan Jawa Timur disebut juga Lebaran Ketupat dimana dalam tradisi ini
keluarga dan kerabat saling berkumpul kembali seperti halnya pada Hari Raya
Idul Fitri. Jember sendiri sejak penjajahan Belanda menjadi tempat pilihan
berpindah orang-orang sekitar Jawa Timur sehingga tidak aneh jika Jember banyak
budaya yang sama dari berbagai daerah di Jawa Timur dan Jember disebut daerah
Pandalungan.
makan di bawah pohon pandan di pinggir pantai |
Opor Ayam salah satu makanan yang dibawa di festival Waton |
Sampai di Pantai Watu Ulo,
masyarakat Jember sudah tumpah ruah disana. Sebagian sudah menggelar tikar di
bawah pohon-pohon cemara laut dan pandan laut yang berada di pinggir pantai.
Menyantap makanan yang sudah mereka bawa. Saat foto beberapa keluarga yang
sedang menyantap makanan, saya ditawari untuk mencicip makanan yang mereka
bawa. Saya melihat ada opor ayam dan lontongnya juga Nasi lengkap dengan lauk
tempe tahu ayam dan sambalnya. Sambal di Jember ini ternyata enak-enak cita
rasanya khas berbeda dengan sambal yang ada di Banyuwangi maupun daerah Jawa
Tengah.
Reog Ponorogo |
Sambil menyantap makanan, di
panggung festival Waton 2019 sudah diadakan beberapa pertunjukan yaitu
pertunjukan Reog Ponorogo, juga dilakukan perlombaan memasak Ikan Bakar.
Dilakukan sambil menunggu rombongan Pegon yang berangkat dari desa terdekat
Pantai Watu Ulo sampai di gapura Wisata Pantai Watu Ulo.
Warga sekitar Pantai Watu Ulo yang menaiki Pegon |
Makanan yang disantap nanti di pantai tak lupa di bawa di dalam geropak sapi |
Pegon tersebut ternyata
dilombakan, para Bajingan atau pemilik Pegon yang berpartisipasi mengiasi Pegon
sebagus dan seindah mungkin agar bisa memenangkan perlombaan tersebut. Dari
hiasan yang menghiasi Pegon-pegon yang datang ke Pantai watu Ulo terlihat jelas
bahwa Jember adalan daerah Pendalungan yang punya berbagai Budaya. Terlepas
dari perlombaan, tetap saja tidak melupakan tradisi dari Pegon tersebut. Di
dalam Pegon membawa sanak keluarga dan kerabat juga makanan-makanan yang nanti
akan disantap di pinggir pantai. Sambil
ngobrol menikmati goyang-goyang ala gerobak sapi hingga sampai di pesisir
pantai.
Gunungan Ketupat yang dibawa pawai |
ibu-ibu yang dapat ketupat dari gunungan ketupat |
Di barisan belakang pawai ada
Gunungan Ketupat yang dibawa keatas panggung festival Waton 2019. Gunungan
tersebut didoakan bersama dan setelah doa langsung diperebutkan warga. Ketupat
yang didoakan tersebut mempunyai berkah tersendiri bagi yang mendapatkannya.
Ada yang berbaik hati melemparkan ketupat ke segala arah agar yang di barisan
belakang pun bisa kebagian. Dan saat itu baru tau rasanya sakit kelemparan
Ketupat haha. Setelah keriwehan perebutan ketupat dan ketpat terbang kesegala
arah ditutup oleh acara makan bersama.
Pegon, Gerobak sapi khas Jember |
Festival Waton 2019 ini diadakan
untuk melestarikan tradisi Pegon yang mulai berkurang karena perubahan zaman.
Perubahan dari pergi lebaran ketupat menggunakan Pegon berganti dengan
kendaraan mobil. Semoga setiap tahun pelestarian Budaya Tradisi Pegon ini
selalu ada.
Istilah pengemudi pegon kok lucu dan seru ya, bajingan, kayak negatif jadinya. Tapi keren ini Jember punya parade pegon yang melibatkan partisipasi rakyat. Seru dan banyak makanannya pula ya selain budaya seperti reog. Mupeng lepetnya, Ka Nobi!
BalasHapusSenangnya bisa berwisata bersama blogger lain :)
BalasHapusBtw, aku kemaren dapet ketupat loh mas hehe. Sayang banget kemaren nggak nyobain ikan bakarnya huuu :(
BalasHapus