Museum Rumah Atsiri di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar |
Dahulu di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah terdapat sebuah pabrik pengolahan minyak atsiri yang lama terbengkalai. Kini pabrik tersebut dipugar sesuai aslinya dan diubah fungsinya dari pabrik penghasil minyak atsiri menjadi tempat edukasi.
Dahulu pabrik pengolahan minyak atsiri ini dibangun oleh Pemerintah yang bekerja sama dengan Bulgaria. Pembangunan pabrik ini dimulai pada tahun 1963, selesai pada tahun 1967 dan langsung dilakukan uji coba produksi langsung yang dipantai oleh tenaga ahli dari Bulgaria. Bahan minyak atsiri dari tanaman Serai Wangi (Citronella). Dipilih tanaman Serai Wangi karena berpotensi tumbuh disekitar lokasi pabrik apalagi di sekitar Gunung Lawu. Selanjutnya ditanam tanaman lain yang bisa diolah menjadi minyak atsiri.
Rute Menuju Rumah Atsiri Dari Solo
Untuk menuju Rumah Atsiri dari kota Solo cukup mudah, hanya menempuh perjalanan 1 jam perjalanan saja. Dari Kota Solo ambil arah ke Tawangmangu, Karanganyar meewati pusat Kota Karanganyar, alun-alun karanganyar lalu diperjalanan ikuti petunjuk arah ke Grojogan Sewu atau Telaga Sarangan karena Rumah Atsiri letaknya gampang terlihat di jalan utama menuju objek wisata tersebut tepatnya di sebelum Terminal Tawangmangu. Bisa juga mengacu pada googlemap karena titik koordinasi lokasinya sudah valid.
pertigaan sebelum terminal tawangmangu, belok kanan. Ada plang petunjuk jalannya |
Guide gratis Rumah Atsiri (baju merah dengan rompi safari) |
Untuk masuk ke museum Rumah Atsiri perorang ditarik biaya Rp. 50.000 dengan Rp. 15.000 untuk biaya masuk Museum dan Tamannya dan Rp.35.000 nanti bisa digunakan untuk belanja oleh-oleh atau makan di cafeteria yang ada di komplek museum Rumah Atsiri. Sebelum masuk ke Taman Rumah Atsiri lebih baik ikut pemandu “Gratis” yang disediakan Rumah Atsiri agar masuk ke taman Rumah Atsiri bisa mendapatkan ilmu bermanfaat tentang tanaman penghasil minyak atsiri bukan hanya sekedar foto-foto bagus saja. Jadwal Guide mulai jam 11.00 sampai dengan jam 16.00 hanya di hari sabtu dan minggu atau bisa dilihat di loket pembelian tiket masuk atau bisa bertanya petugas.
Taman Outdoor dan Rumah Kaca |
ayun lagi ngedus aroma rosemary |
Awal memasuki Taman Museum Rumah Atsiri ada dua area, area outdoor dan area rumah kaca. Pertama kita diajak keliling area outdor dan dikenalkan berbagai tanaman yang sering dengar namanya namun baru pertama kali liat tanamannya haha. Jika kita perhatikan lebih dekat beberapa tanaman punya aroma menarik ketika kita sentuh atau hirup dekat-dekat. Beberapa tanaman aromanya menyenangkan seperti tanaman Rosemary. Jika disentuh, aromanya keluar dan menempel ditangan yang lebih enak ketika pasca hujan, aromanya meyerbak terbawa angin bersama aroma petrichor. Tanaman kedua adalah tanaman Chocomint. Tanaman ini merupakan tanaman mint yang aromanya becampur dengan warna coklat. Pelan-pelan saya hirup, aromanya seperti aroma permen karet rasa coklat atau mencium bau harum milkshake coklat.
ini lagi keasikan hirup aromanya chocomint |
Di taman outdoor, berbagai jenis kupu-kupu beterbangan kesana kemari dan sepintas di dominasi oleh kupu-kupu warna hijau dan kuning. Dominan ditemukan ditanaman yang sedang berbunga. Kami juga sempat membuat foto makro kupu-kupu dengan smartphone maupun dengan kamera. Selain kupu-kupu juga ditemukan banyak Tawon, jadi hati-hati dan agar tidak mengganggu tawon yang berakhir dengan disengat. Rasanya nyeri dan pegel-pegel gimana gitu, itu juga kalau disengat satu, belum kalau tawon yang lain ikut menyengat juga haha.
lagi sibuk motoin kupu-kupu |
Berlanjut ke area rumah kaca, di dalam rumah kaca ada jalan setapak dibawah dan jembatan melayang. Didalam rumah kaca dominan ditumbuhi oleh tanaman Serai Wangi atau Akar Wangi yang menjadi komoditas utama dari sejarah pengolahan minyak atsiri dulu di pabrik ini. Di beberapa sudut rumah kaca ini menarik terutama di jembatan melayangnya yang bisa dijadikan spot untuk berfoto.
Di dalam Rumah Kaca, dominan ditanam Serai Wangi |
Setelah dari Rumah kaca, lanjut ke bangunan utama Museum Rumah Atsiri lewat koridor jembatan. Di dalam bangunan utama tersebut terlihat beberapa ruang meeting room, ruang laboratorium untuk tempat edukasi atau paket kelas pengetahuan yang ditawarkan oleh pihak pengelola. Selain itu di bangunan utama ada tempat menjual cinderamata atau oleh-oleh. Baik makanan yang berbahan baku dari tanaman yang ditanam, minyak aroma terapi, kaos, gantungan kunci bahkan beberapa bibit tanaman. Saya tertarik dan membeli dengan tanaman Rosemary dan chocomint untuk dibawa pulang dan dipelihara di Banyuwangi.
Oleh-oleh bibit tanaman yang bisa dibawa Pulang |
Dari capek keliling museum Rumah Atsiri, kita bisa mampir ke kafetaria yang berada bangunan utamanya. Menu makanan-minumannya kebanyakan berasal dari tanaman budidaya yang ada di museum. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp.10.000 sampai Rp. 50.000. Kafetaria juga bisa dijadikan spot foto yang menarik karena terdapat taman yang ditumbuhi tanaman dan bunga serta bangunan dengan konsep industrial.
habis keliling Museum Rumah Atsiri, mampir ke Kafetarianya |
Mengunjungi kota Solo tidak ada salahnya melipir ke Kabupaten Karanganyar karena disana banyak objek wisata yang menarik terutama wisata alam dan pendidikan seperti halnya Museum Rumah Atsiri. Dengan mengunjungi Museum Rumat Atsiri ini, saya mendapatkan banyak ilmu baru soal tanaman-tanaman herba yang bermanfaat dan mengeluarkan aroma khasnya.
Jadi sudah pandai mengendus bau yang tipis kah? Hahahahahahhaha.
BalasHapusKe sana sambil bawa buku aroma karsa kayake pas banget hahahahahah
Cohcomint-ku yang beli di sini daunnya dimakan ulat, yg rosemary malah aman. Ternyata ulat lebih suka chocomint daripada rosemary.
BalasHapusGak njajal bikin sabun sekalian ms..? Bahannya pakai minyak esensial dari tanaman sekitar..
BalasHapusWaaaa, aku pengen banget ke sini niiih, abis itu lanjutin ke Candi Cetho. Dan bener kata Mas Sitam, sambil bawa Aroma Karsa hihihi.
BalasHapusarsitektur bangunannya menarik banget,,, baru tahu kalau ada rumah atsiri di Karanganyar, tahunya Teh Ndoro Dongker doang hahaha
BalasHapusSemoga bisa main kesini dalam waktu dekat mas...sukaa, sama tempatnya
BalasHapusini untuk proses jadi minyak atsiri ya mas? sayang ga di terusin, padahal potensi sekali indonesia ekspor minyak atsiri.
BalasHapus