Teras Depan Doesoen Kakao Banyuwangi |
Komoditas coklat
juga merupakan hasil dari perkebunan di Banyuwangi tepatnya berada di
daerah Glenmore dan Kalibaru. Di daerah
Glenmore tepatnya di Pagargunung terdapat salah satu dusun kecil yang terletak
di sekitar kebun Kendenglembu dan pabrik pengolahan awal coklat. Di dusun
sanalah dikembangkan salah satu tempat kuliner menikmati citarasa coklat buatan
mereka. tempat tersebut dinamakan Doesoen Kakao.
Doesoen Kakao (Dusun
Kakao) ini terletak di tengah perkebunan Kendeng Lembu, Kecamatan Glenmore,
Kabupaten Banyuwangi . Wisata ini
sebenarnya telah dibuka mulai tahun 2016 seluas 4 Hektar namun mulai ramai pada
tahun 2017 apalagi setelah terpilihnya menjadi Etape kedua Internasional Tour
de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2017. Wisata ini dikelola oleh perkebunan Kendeng
Lembu yang salah satu komoditasnya adalah coklat, sehingga coklat yang dikelola
oleh perkebunan ini bisa langsung diolah dan dinikmati para pengunjung yang
mengunjungi Dusun Kakao.
Rute Menuju ke Dusun Kakao.
Rute menuju ke Dusun Kakao dari kota Banyuwangi cukup mudah kita cukup
mengarahkan kendaraan ke arah Glenmore atau Kalibaru, melewati Rogojampi ,
Genteng lalu pertigaan Glenmore jalan baru ambil kiri, dari jalan tersebut kita
akan melewati Wisata Waduk Sidodadi, perkebunan tebu dan perkebunan coklat lalu
akan menemukan gapura Dusun Kakao di sebelah kiri Jalan. Kira-kira jarak tempuh
perjalanan dari Kota Banyuwangi ke Dusun Kakao sekitar 2 jam. Kalau bingung ikuti Gmaps aja, lokasinya valid sama petanya kok.
Untuk memasuki Dusun Kakao kita dipungut tiket masuk berupa biaya parkir
sebesar Rp. 3.000 untuk kendaraan bermotor, Rp. 5.000 untuk mobil. Suasana
Dusun Kakao relatif tenang, saat setelah memasuki gerbang Dusun Kakao Pabrik
Pengelolaan Kakao dan sekitarnya terdapat Kakao basah yang sedang dijemur.
Aroma semerbak fermentasi Kakao tercium dari parkiran, karena di dekat tempat
parkir terdapat tempat untuk memfermentasi kakao. Setelah puas melihat sekeliling yang ada di
Dusun Kakao, kami memutuskan untuk masuk ke Kafe Dusun Kakao yang menyediakan
makanan dan minuman menggunakan bahan coklat hasil olahan coklat dari Dusun
Kakao.
kami selfi di jendela besar kafe dusun kakao |
Bangunan Kafe Dusun Kakao menarik, sepertinya menggunakan bangunan khas
perkebunan lama, lalu dilakukan sedikit renovasi namun arsitektur bangunan
aslinya masih ada. Ada ruangan menarik yang berisi tentang sejarah masuknya
komoditas Coklat ke Indonesia hingga saat ini, pada ruangan tersebut juga
terdapat peta penyebaran coklat di Indonesia. Ruangan menarik ini serasa ruang
museum. Kami memilih duduk di dekat jendela besar di dalam ruangan menarik
tersebut dan mulai melihat makanan-minuman apa yang ditawarkan di buku menu.
ruangan dengan tulisan sejarah masuknya coklat dan persebaran coklat di Nusantara |
Menu yang ditawarkan ada makan besar (main course), snack dan minuman. Perhatian
kami terfokus kepada snack dan minuman karena menawarkan citarasa coklat khas
Dusun Kakao ini. Minuman coklatnya ada Glen’s Choco yang mengandung 80% Kakao,
3 in 1 Choco mengandung 60% Kakao, Doesoen Pole ini merupakan eskrim coklat dan
vanila, Glen Smooties sisanya berupa minuman kopi, wedang, jus teh dan air
mineral. Sedangkan snack yang ditawarkan Pisang Rambutan merupakan pisang kriuk
keju bertoping coklat, lalu ada Rondo Royal yaitu Gorengan Tape yang isinya ada
leleh coklat yang enak. Harga dari makanan dan minuman yang ditawarkan bisa
kalian liat di foto menu yang saya upload ya ^^.
menu di Dusun Kakao |
Kami memesan minuman Glen Choco, dan 3 in 1 Choco padahal mau pesan Glen
Smoties tapi stoknya sudah habis. Snack yang kami pesan adalah Royal Londo dan
Pisang Rambutan karena snack ini menganduk coklat olahan Doesoen Kakao. Rasanya
menenangkan sekali, meminum coklat hangat pada cuaca sekitar Dusun Kakao yang
relatif dingin, aktivitas medsos tidak terlalu mengganggu acara kami karena di
Doesoen Kakao agak susah sinyal.
yang kami pesan |
Atas: Pisang Rambutan, Bawah:Royal Londo |
Saya pribadi kurang puas jika gelas yang disajikan untuk minuman coklat
dingin berupa gelas plastik, selain kesan akan coklat turun, rasanya meminum
coklat khas Dusun Kakao berkurang. Mungkin pengelola bisa menyediakan gelas
yang lebih layak untuk minuman coklat dingin seperti menyediakan gelas kaca
atau mug.
Secara garis besar, mengunjungi Dusun Kakao ini menarik. Selain mendapat citarasa
baru soal coklat, juga pengetahuan baru sekilas tentang pengelolaan coklat. Jika
datang bersama rombongan pelajar, kalian bisa mengambil paket pembelajaran
tentang Pengelolaan Kakao.
Tertarik mengunjungi Dusun Kakao di Banyuwangi?
Btw
Dari pertigaan Glenmore setelah melewati waduk Sidodadi itu pemandangannya
bagus loh. Jalan baru, sepi, kanan kiri kebun tebu dari kejauhan terlihat
dikelilingi Gunung. Saya jadi mengerti kenapa nama tempat itu dinamakan
Pagargunung.
wahh dusun yang bagus, memanfaatkan tanaman lokal untuk menarik kunjungan pariwisata. Sayangnya saya punya alergi coklat euy.. paling cuma bisa nyicipin seruput 2 sruput biar tidak penasaran. Lebih dari itu bisa kunang2, mual2 dan lemas euy..
BalasHapusMas, coba sesekali pas di Jogja mampir di Griya Cokelat Nglanggeran, hampir seperti ini, tapi di sana lebih memproduksi cokelat dalam kemasan.
BalasHapusWaaah, boleh juga nih kalau suatu saat ke Banyuwangi.
BalasHapusNah ini nih desa yang patut dicontoh untuk desa lain .. memaksimalkan areanya tak hanya sebagai lahan perkebunan tertentu tapi juga mengolah wisata.
BalasHapusMantap banget dusun kakao, sambil santai minum coklat bisa tau sejarah masuknya coklat ke Indonesia. Semoga banyak desa yang bisa mengangkat kearifan lokal menjadi potensi wisatanya
BalasHapusSeolah-olah nemu hidden gem saat baca ini. Kalo musim libur, rame gak, mas?
BalasHapusMenggiurkan sekalipun aku mupeenng
BalasHapusselalu deh Alan bikin tergiur, apalagi buat aku yg tinggal ga jauh dr Bwi, huhu
BalasHapusAduhhh. Es krim coklat itu paling sulit ditolak. Ini salah satu ide kreatif, menempatkan resto langsung di dekat kebun coklatnya.
BalasHapusBtw, keren juga nama kecamatannya, Glenmore. Rada kebarat-baratan gitu
waah coklaat.. coklaatt.. di banyuwangi? duh mau deh kesanaaa
BalasHapusKupikir Dusun Kakao ini semacam kampung penghasil cokelat gitu, ternyata tempat makan. hahahaha
BalasHapusPenggila cokelat bisa kalap nih disini, apalagi sampai liat kebunnya. Kira2 butuh waktu berapa lama mengunjungi tempat ini ?
BalasHapusWisata coklat... Baru nih, pasti menyenangkan. Thanks gan infonya.
BalasHapusaku baru tau nih kalo di glenmore ada tempat kayak gini, yg aku tau cuman jalan alternatif yg baru itu.
BalasHapusWah baru tahu ada dusun Kakao di Banyuwangi.
BalasHapusSemoga ada kesempatan ke sana, lama banget gak ke Banyuwangi.
Kalau wisata coklat itu gak hanya bikin hepi org dewasa tapi anak2 kecil jg, jd cocok buat wisata keluarga ya :D
Uwaaahhhh suamiku pasti seneng ini kesana :). Dia sukaaaak banget ama segala sesuatu berbau coklat. Kalo aku suka, tp biasanya terbatas ama minumannya. Moga2 nanti bisa ke banyuwangi dan mampir kesana
BalasHapusWah sangat menarik ini, Mas. Kalau aku ke Banyuwangi lagi, ke sana yuk hahaha.
BalasHapus