Ibu-ibu kece penjual Geblek :D |
Jogja menyimpan banyak memori
memori menarik saat saya merantau ke sana untuk mencari ilmu. Salah satu memori
menarik yang tidak terlupakan adalah Pasar Tradisionalnya. Pasar tradisional
dimana-mana ada, bahkan untuk kota sekelas Jakarta pun masih ada pasar
tradisional yang masih bertahan. Pasar Tradisional di Jogja yang menyimpan
memori dan selalu saya sempatkan berkunjung namanya Pasar Kenteng, Sebuah pasar
yang letaknya di persawahan daerah pegunungan Menoreh Kabupaten Kulonprogo,
Yogyakarta.
Pasar ini letak di Desa Kembang,
Kecamatan Nanggulan, Kulonprogo. Letaknya dari kota Jogja tidak terlalu jauh
hanya berjarak tempuh sekitar 30 menit dari Tugu Jogja. Pasar Kenteng tidak
seperti pasar Beringharjo, Malioboro yang buka setiap hari, hanya buka di hari
tertentu yaitu Hari Wage pada penanggalan atau Kalender Jawa. Dan pada hari
biasa selain hari Wage tidak ada salah satu penjual pun yang berjualan di pasar
itu. Pasar ini buka dari setelah subuh hingga biasanya jam 09.00-10.00 pagi
mulai sepi. Pasar ini juga merupakan pasar letaknya strategis karena berada di
sekitar jalan menuju beberapa daerah wisata Kulonprogo seperti 6 (enam) AirTerjun di Kecamatan Girimulyo dan wisata alam lainnya.
Rute menuju Pasar Kenteng dari Kota JogjaRutenya cukup gampang kok, kalian hanya tinggal menggunakan kendaraan pribadi atau sewa menuju ke arah barat dari tugu Jogja. Tugu Jogja kebarat – Bang Jo Ringroad Barat Demak Ijo lurus Kebarat – Godean – Pasar Godean – Jembatan Sungai Progo – Perempatan Pasar Kenteng Lurus (kea rah pemandangan pegunungan menoreh) – Setelah melewati perempatan tersebut kita akan sampai di Pasar Kenteng.
"ehhh di foto" :D |
Lihat kalender, besok Minggu adalah
hari Wage, mumpung libur saya memutuskan untuk mampir ke Pasar Kenteng,
melihat-lihat sekaligus mencari sarapan dan melanjutkan mandi di air terjun
Grojogan Sewu. Saya berangkat dari Jogja jam 5 pagi. Udara saat perjalanan pagi
itu cukup menusuk-nusuk kulit mengingat saya tidak memakai jaket hehe. sekitar
jam setengah 6 keadaan masih agak gelap, saya mencari spot dulu di daerah
persawahan sekitar pasar untuk menikmati matahari terbitnya. Jam segitu pasar
sudah ramai, beberapa warga berdatangan dengan sepeda ontelnya, ada juga yang
naik mobil angkutan berupa truk kecil dan pick up.
Gunung Merapi di pagi hari yg tertutup kabut |
Ahh matahari terbit begitu indah,
gunung Merapi-Merbabu sedang terlihat cantik-cantiknya walau dari kejauhan
saja. Kabut tipis seakan menari-nari di sekitar persawahan dan langit sekitar
pasar kenteng pagi itu. Sudah agak terang saya pun kembali ke Pasar Kenteng
untuk mencari sarapan dan melihat seisi pasar.
es Cendolnya |
Tradisional dan Unik, dua kata
yang terlintas jika kalian baru pertama kali mengunjungi pasar ini. Barang yang
dijualkan bisa dibilang cukup beragam dari pakaian, kain batik, peralatan
berladang, Bilik Bambu, Jerami Padi untuk atap, sayur mayur, jajanan pasar,
hewan ternak bahkan sampai tukang cukur tradisional dengan menggunakan sepeda
bisa ditemukan disini. Jajanan Pasar juga unik-unik seperti Nasi Jagung yang
saya sempat coba rasanya cukup manis, pecel, mie letek, cenil, bermacam-macam
gorengan, Benguk, Tempe Jadah dan jajanan favorit saya yaitu Geblek. Geblek ini
dijual oleh rombongan ibu-ibu kece di blok tengah pasar. Awal pertama beli saya
tidak tahu cara melafalkan Geblek yang benar sehingga melafalkan Geblek dengan
lafal dan logat Jakarta yang berarti “Bodoh”. Sontak ibu-ibu penjual dan
beberapa pengunjung pasar tertawa dan
memberi tau kalau melafalkan Jajanan Geblek nya salah fatal :D. Geblek ini
memang mirip cireng berbahan dasar sama namun saat prosesnya berbeda. Yah
memang setelah saya cicipi satu Geblek ini rasanya berbeda dengan Cireng :D.
Saya membelinya sekitar 7ribu dan mendapatkan Geblek cukup banyak untuk bekal
makanan yang dibawa ke air terjun. Melipir ke pinggir jalan raya pasar berjejer
mbah-mbah penjual tembakau yang sedang menunggu dan melayani pembelinya dengan
ramah. Di dekat situ ada penjual es Cendol yang akhirnya saya pesan untuk
melepas dahaga. Es Cendolnya enak dengan pemanis alami yaitu berasal dari Gula
Aren. Satu gelas es Cendol dihargai cukup murah yaitu Rp. 3000 saja.
geblek |
cenil |
Pencukur Tradisional |
Melipir ke pojokan sebelah barat
pasar, penjualnya berupa penjual bilik bambu dan jerami padi untuk atap rumah.
Disekitar situ ada antrian bapak-bapak yang agak ramai, ternyata mereka sedang
mengantri tukang cukur keliling yang manggal disitu setiap hari wage. Cukup
unik karena tukang cukur tersebut tradisional menggunakan sepeda ontel tua,
bangku, cermin, dan sekoper kecil peralatan cukurnya. Saya minta ijin kepada
yang dicukur dan bapak pencukur tradisionalnya untuk mengambil gambarnya.
Saling berkomunikasi antar penjual |
Lapar rasanya kalau tidak makan
nasi, saya mencari warung yang menjajakan makanan hangat, sebenarnya tertarik
dengan Soto Ayam yang banyak dijual di pasar tersebut namun berubah ketika
melihat seorang mbah-mbah menjual makanan sejenis Tongseng. Yah cocok jugalah
untuk menghangatkan perut di pagi hari. Komunikasi disini agak sulit karena
saya tidak bisa bahasa Jawa, untungnya ada pengunjung yang sedikit membantu
menjadi translator. Dengan kepiawaiannya, mbahnya meracik bumbu, mengiris sayuran
dan lain-lainnya untuk semangkuk tongseng yang saya pesan dan rasanya enak.
Setelah kenyang memakan hidangan
tongseng, saya meninggalkan pasar tersebut dengan perasaan puas dan
terkagum-kagum lalu melanjutkan perjalanan ke arah barat, ke arah pegunungan
menoreh menuju air terjun-air terjun kecamatan Girimulyo, Kulonprogo untuk
mandi hehe.
Semoga kalian
tertarik mengunjungi pasar ini ya, ingat Cuma buka di hari Wage tanggalan Jawa
ya :)
Fotomu dapet mas, ekspresi-ekspresinya mereka dan segala suasananya terekam banget deh!
BalasHapuswkwk aku ketawa pas mas alan pertama kalinya melafalkan "geblek".
Sekalian beli tempe benguknya kah?
hehe isin aku nek keinget kejadiann itu :D
Hapusdiketawain..
eh ak g beli tempe benguknya, pernah nyoba ternyata kurang doyan hehe
Mas Alan, aku bisa membayangkan pagi-pagi ikut melihat aktivitaa si Pasar Kenteng. Indahnya. Karena yang berjualan dan pembeli sama-sama penduduk sana, pasti suasananya kental banget oleh oleh konten lokal ya..
BalasHapusyap sangat kental menurutku mba,, suara-suara relatif jawa-jawa kromo. untungnya keramahan warga sekitar sana, bantu menerjemah bahasa jawa yg g dipahami hihi
HapusItu higienis banget yg jual cenil.. biasanya di pasar yg jual pada pake tangan kosong.. haha,
BalasHapusAsik banget ya suasana pasarnya, njawa banget..
yap itu juga aku kaget hihi, mungkin bener biar lebih higienis :)
HapusGebleknya menggoda. Aku jadi kepikiran nulis kayak gini tapi temanya beda ahhahah. Kemarin sempat motret bus, terus pengen nulis tentang bus ahahhaha
BalasHapusItu yang saling berkomunikasi dengan sesama penjual paling sering saya lihat kalau saya pergi ke pasar dan kalau orang tua semua serasa lucu gituh lihatnya.
BalasHapusAyeeeee.... itu pasar memang sesuatu banget buatku. Dulu ketika masih SD-SMP setiap hari Legi, Pon dan Wage sore saya menyapu pasar itu bersama Bapak yang sekarang sudah pensiun. Duuuuh.... Terima kasih postingannya, Mas! Mantabs sekali, Jogja memang ngangeni! :D
BalasHapusSaya senang sekali ada yg post tentang pasar Kenteng .soalnya itu salah satu pasar emak saya dagang.
BalasHapusGeblek itu makanan apaan yaaa ??? #LangsungGoogling
BalasHapus:D miriplah sama cireng mas cumi untung kesan pertama
HapusTegalwarak cungg.
BalasHapusJadi penasaran sama gelbelknya mas.. :D
BalasHapusBtw, salam kenal mas Nobi :)
hihi mmampir mas ke pasarnya :D
HapusRumahku jaraknya 5 rumah dari pasar kenteng...
BalasHapusDimana aku tinggal.. yang aku rindukan.. bakmi pasar kenteng... dan geblek sengek... nikmat dimakan sama Teh Ginastel buatan ibukku...
Kangen pasar kenteng...
Kemaren lebaran bolak balik ke pasar kenteng 4x.
BalasHapusPesen bakpia ke desa pronosutan disebelah pasar itu. Sekalian ke singkung liat pemandangan ...adem
Mantap mas... Jd pengen mudik lg k jogja
BalasHapusMoment iBu ibu naik truk..sebagai transportasi..pas banget dengan tipikal jalan di sini yang menanjak.. tulisan yang kece mas Alan .
BalasHapusMaaf.. Nama saya umi dari semarang.disini saya hanya ingin mencari simbah saya.dulu katanya jualan kelapa di pasar kenteng,bagi siapa saja yang kenal tolong infonya.panggilannya mbah jintol atau pak karlan.wa(081327813769).swun🙏🙏
BalasHapus