|
Makanan-makanan yg tersaji dalam Tupat Sewu |
Banyak tradisi adat yang cukup
menarik di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya di Banyuwangi. Pada H+7
bulan Syawal masyarakat khususnya daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur mengenal
Lebaran Ketupat, dimana lebaran ini masyarakat membuat ketupat dan
membagikannya kesanak saudaranya bahkan tetangganya. Ada juga yang membuat
ketupat dan memakannya bersama-sama dengan sanak-saudaranya. Di Banyuwangi pun
begitu, adanya tradisi adat Puter Kayun yang merupakan tradisi dari Desa
Boyolangu, Kecamatan Giri, Kabupaten Banyuwangi yang diadakan pada tanggal 7
Syawal sampai 10 Syawal. Salah satu acara yang cukup menarik yaitu Ketupat
Sewu atau 1000 Ketupat.
Ketupat Sewu yang diadakan di
Desa Boyolangu ini memulai rangkaian acara tradisi adat Desa Boyolangu.
Diadakan tanggal 7 Syawal pada malam hari tepatnya pada setelah Shalat Magrib. Setelah
magrib warga desa Boyolangu menggelar tikardi depan rumahnya (juga ada yang
didalam rumah) dan mengeluarkan ketupat-ketupat yang sudah disiapkan untuk
disantap bersama-sama sanak saudara dan keluarga yang datang dan ada saat itu. Karena
makan ketupat bersama-sama satu desa inilah kenapa di sebut Ketupat Sewu.
|
sedang merapihkan barisan lilin :D |
Suasana cukup ramai sekali, anak
kecil berlarian dengan pakaian habis dari masjid, berkopiah, baju kok, celana
pendek dengan sarung yang digantung seperti tas pinggang. Riuh suara obrolan
dari antar warga yang beramah tamah kepada tetangganya didepan rumah sambil
mempersiapkan dan menunggu mulainya acara Ketupat Sewu. Sebelum dimulai, penerangan
lampu sedikit dimatikan, dan diganti dengan lampu tradisional sederhana yaitu
Lampu Teplok yang dibuat dari botol-botol kaca bekas. Jadi keingat tradisi
menjelang Idul Fitri di Gorontalo. Lampu Templok ini taruh di tengah jalan
sebagai pengganti penerangan lampu yang dimatikan. Beberapa anak-anak kecil
terlihat senang melihat api. Bahkan ada yang nyanyi lagu “selamat ulang tahun”
:D
|
masih agak ramai, saling bercerita satu sama lain hehe |
|
mendadak hening dan berdoa, tidak ada yg berlarian seperti sebelumnya |
Suasana agak hening, ketika suara
dari masjid mulai terdengar dan mengajak para warga untuk berdoa mengucapkan
syukur atas karunia yang telah diberikan Yang Maha Kuasa. Ketika doa selesai,
suasana ramai kembali, warga mulai menyantap hidangan ketupat yang telah
disiapkan. Hidangan ketupat sewu relatif sama seperti daerah lain, Ketupat
dengan opor ayam yang berbeda adalah lauk tambahan berupa tempe, tahu, semacam
tempura, bahkan ada yang membuat bakso dan tidak lupa adanya sambal dan kerupuk
baik kerupuk biasa maupun kerupuk peyek. Saya diajak salah seorang warga untuk
ikut menyantap ketupat sewu bersama keluarganya. Rezeki ga boleh ditolak,
mumpung perut sudah lapar dan sudah
tergiur aroma Opor dari asap-asapnya yang berterbangan.
|
Jika tidak suka ketupat ada sedia Nasi :D |
|
Nambah setengah ketupat, pencitraan aja sih setengahnya |
Ketika acara selesai, lampu
dinyalakan kembali, lampu teplok dimatikan dan anak-anak masih berkeliaran
bermain :D. Saya juga berlarian menuju bazar kecil yang ada di tengah desa.
|
mas dor dan temen dari IG:@instabanyuwangi |
Terima Kasih untuk keramahannya keluarga Mas Dor dan Warga Desa Boyolangu ^^
Wah seru banget tradisi kupat Sewu ini. Sebuah kekayaan budaya yang sepertinya cuma ada di Indonesia ya Mas Alan
BalasHapusiya mba evi,, cukup menarik banyak tradisi yg tercipta dan masih dijaga sampe sekarang
HapusSeru banget tradisi ini, semoga ngak pernah punah
BalasHapusAamiin :D...
HapusSerunya... sempet salah fokus baca boyolangu jd boyolala... wkwkwk
BalasHapuspenasaran tradisi kupatan di boyolali :D
Hapus