Senja dan Formasi 4 Gunung Syahdu :) |
Pelabuhan Marina ini setahu saya
adalah proyek pembangunan pelabuhan untuk perahu-perahu komersial yang
terintegrasi dengan pelabuhan Teluk Benoa, Labuan Bajo dan tempat2 menarik
lainnya. Pelabuhan ini masih dalam proses pembangunan mungkin tahun 2017/2018
sudah selesai dan mulai beroperasi. Karena letaknya di pesisir Kota Banyuwangi
dan bersebelahan dengan Pantai Boom, menjadikan pelabuhan ini sering dikunjungi
pengunjung, untuk mancing di Dermaganya, atau sekedar menikmati udara pagi dan
sore hari yang sejuk serta pemandangan yang indah.
Rute Menuju Pelabuhan MarinaUntuk menuju ke Pelabuhan Marina cukup mudah, dari kota Banyuwangi ke pelabuhan marina hana memakan waktu sekitar 5-15 menit saja. Dari Kota Banyuwangi - Taman Blambangan - pertigaan PLN dan Pom Bensin, ambil kanan - ikuti jalan sampai melewati pelabuhan nelayan pantai Boom lalu tempat pemungutan retribusi pantai Boom – Parkiran Pantai Boom – Pelabuhan Marina. Biaya yang dikeluarkan hanya Rp.2000 untuk Motor dan Rp,5000 untuk Mobil.
Spot Sunsetnya di sini, di tempat parkir kapal |
Sekitar jam 4 sore langit terlihat
cerah, 4 Pegunungan di sebelah barat Kota Banyuwangi terlihat sangat Syahdu
tanpa awan mendung yang menutupi puncaknya. Karena saya rasa pemandangan senja
kala itu akan luar biasa, saya memutuskan berangkat ke Pelabuhan
Marina.Pelabuhan tersebut belum sepenuhnya jadi namun beberapa orang yang
datang untuk memancing dan menikmati suasana sore hari di Provinsi paling timur
di Pulau Jawa. Sebelum saya pergi ke
Pelabuhan Marina, terlebih dahulu telah membeli jajan di pinggir jalan
pelabuhan pantai Boom berupa bakso bakar dan air mineral, mengingat di
pelabuhan marina tidak ada penjual dan rasanya kurang jika menikmati senja
hanya memandangi langit tanpa cemilan (setuju?).
pemancing yang duluan datang, |
Sesampainya disana, para
pemancing yang sudah lebih siang datang sudah duduk enak di pinggir pelabuhan
menunggu umpannya dimakan ikan, kadang sambil mengobrol dengan pemancing
sebelah, ada yang sibuk main hp, bahkan ada yg sibuk ngemil-ngemil kacang.
Suara musik Banyuwangian terdemgar dari atas kapal Slerek – Kapal Khas
Banyuwangi- yang dinyalakan sambil menunggu kesiapan berlayar mencari ikan
dan kru kapal yang belum datang.
Perahu Slerek kecil Berlayar |
Waktu terus berjalan,
perlahan-lahan matahari menghilang di balik formasi gunung Marapi- Ijen- Gunung
X – Raung, perlahan-lahan tak terasa bakso bakar sudah habis. Cukup beruntung
kadang keempat gunung tersebut tertutup awan mendung tebal sehingga warna senja
tidak begitu terlihat, namun kali ini cerah bebas awan. Saya pun bangkit
berdiri mempersiapkan kamera yang dibawa beserta sudut foto yang enak dilihat.
Satu persatu perahu Slerek berangkat keluar dari pelabuhan menuju laut.
Lagu-lagu Banyuwangian masih terdengar keluar dari atas kapal-kapal tersebut.
Sekilas saya tanya kepada pemancing. Memang pemilik kapal sengaja menaruh sound
sistem agar kru nelayan tidak bosan saat melaut. Tengah Laut itu sepi!!
Jam menunjukan pukul 17.16 Langit
yang berwarna biru pucat menjadi Jingga. Matahari yang tadinya sidah tenggelam
dibalik Gunung seakan memaksakan sinar terakhirnya seakan tidak lagi ada hari
esok. Yah hari esok memang misteri sih.
foto terakhir sebelum pulang, gemerlap kelap kelip lampu kota Banyuwangi |
Lama-lama mulai gelap, lampu kota
mulai menyala satu demi satu, angin mulai dingin mulai menusuk-nusuk kulit,
saatnya saya pulang. Dan berniat bertemu matahari esok harinya di tempat ini.
Di tunggu tulisan selanjutnya ya ^^
sunset yang keren!! dan sepertinya tidak terlalu rame bahkan cenderung sepi ya disana..
BalasHapusyapp.. sepi,, yang ramai cuma spot pancing aja hehehe
HapusKalau udah lauching pelabuhannya, banyuwangi bakal makin hits aja donk.. kudu cepet-cepet ke sana sebelum tambah rame, :D
BalasHapushehehe brangkat mba :D
HapusPemandangannya bagus ya, apalagi ada 4 gunung yang bikin suasana makin syahdu :)
BalasHapus