Jajanan - Makanan Tradisional Masyarakat Osing |
Makanan tradisional dan khas setempat
pasti menjadi incaran untuk saya cicipi. Banyuwangi merupakan persinggahan
ketiga terlama setelah Jogja dan Lampung. Kali ini saya berkesempatan mencicipi
hidangan makanan tradisional masyarakat Osing di Desa Banjar yang sedang
mengadakan acara desa bertema Osing Culture Festival.
Dalam Osing Culture Festival ini
mengangkat tema potensi desa banjar yaitu Gula Aren. Letaknya di lereng
perkebunan sudah pasti potensi akan Pohon Aren cukup tinggi, mengingat pohon
aren sangat baik dan tumbuh di daerah tinggi dan biasanya tumbuh di
pinggir-pinggir sungai. Pada acara ini
salah satu yang diperlihatkan oleh Desa Banjar adalah Makanan Khas Desa
Banjar yang terbuat dari bahan Gula atau produk-produk hasil pengelolaan air
nira pohon aren.
Ikamsi hehe |
Membayangkan konsep acaranya saja
membuat saya antusias, pagi hari berangkat ke Desa Banjar yang letaknya satu
arah dengan arah mau ke Ijen. Desanya asri, dikelilingi hamparan sawah, air di
sungai kecil bersih untuk bermain-main air. Sebelum acara di mulai beberapa Ibu2
warga setempat atau kita sebut saja Ikamsi (Ibu2 Kampung Sini). Ibu2 ini
berpakaian rapi, bisa dibilang cukup manis di usianya. menawarkan beberapa
hidangan yang asing dan belum pernah dicicipi. Ikamsi cukup sabar dan senang
menjawab pertanyaan saya atau mengulangan bahkan mengeja nama makanan
tradisional yang susah sekali saya eja :D. Ini dia makanan tradisional
masyarakat Osing yang mereka hidangkan
1. Jenang Procot
Namanya cukup unik, Procot. Kata
yang asing buat saya haha. Makanan ini juga berbahan dasar dari gula aren
sehingga makanan ini berwarna coklat. Kemasan jenang ini cukup unik berbentuk
seperti keong atau bekicot. Mlocrot, dinamakan demikian karena makannya dengan
cara di procot. Sebelum dimakan jenang
tersebut diberi Santen terlebih dahulu di atasnya sebelum akhirnya di procot.
Untuk lebih jelasnya bagaimana di procot itu sepertinya harus dipraktekan
langsung :D
cara makannya seperti ini :) |
2. Awug-awug dan Jokong
awug-awug |
Awug-awug dan Jokong hijau
merupakan makanan dibungkus oleh daun pisang. Sepertinya saya pernah menemukan
makanan di Jogja. Awug-awug terbuat dari
tepung ketan, tepung beras, parutan kelapa dan diberi cairan gula merah. Pada
acara Osing Culture Festival gula yang digunakan menggunakan Gula Aren. Sedangkang
Jongkong hampir sama dengan awug-awug hanya saja berwarna hijau. Saya kurang
tau bahan dasar apa yang membuat Jongkong ini berwarna hijau hehe
jongkong |
3. Kopi Utek-Utek
Kopi dan Utek-utek |
Kopi Utek-Utek ini merupakan cara
minum kopi kebiasaan masyarakat setempat. Utek-utek merupakan jajanan atau
cemilan yang terbuat dari Gula aren yang kering bercampung dengan kacang. Kopi yang
disuguhkan merupakan kopi hitam dari perkebunan kopi desa banjar dan diolahdan
dibuat sendiri. Kopi yang dihidangkan dalam Kopi Utek-Utek ini tanpa gula,
pahit-pahit semestinya kopi. Rasa manis didapat berasal dari Utek-utek
tersebut. Seteguk kopi, satu gigit utek-utek, saya membayangkan betapa
nikmatnya minum kopi utek-utek setelah pulang dari kerja, atau istirahat
setelah bekerja. Sungguh nikmatnya Ngopi J
4. Telo Rebus Gula Aren (ga
tau nama lokalnya)
Telo Rebus Gula Aren |
Telo yang di rebus bersama air
nira yang hendak matang atau gula aren yang di cairkan kembali. Namun
kebanyakan warga setempat membuatnya sekaligus memasak Nira aren. Sesudah Telo
matang direbus, telo diangkat dan dihidangkan. Beberapa juga menghidangkan
dengan memberi taburan parutan kelapa dan beri topping penutup dengan gula aren
cair kembali.
Pisang Rebus Gula Aren |
Pengganti ketela atau telo jika
sedang tidak ada bisa menggunakan buah pisang dan rasanya wihh terutama bagi
yang tidak suka makan pisang tanpa diolah seperti saya hehe. Sepertinya
hidangan seperti ini enak menjadi makanan berbuka puasa nanti.
5. Lempok Sawi
Sawi dalam bahasa Osing bukanlah sayuran melainkan Telo, Ketela, Singkong. Terbuat dari parutan telo atau
ketela yang dipadatkan, dan setelah pada direbus bersama rebusan air nira yang
hendak menjadi gula arena tau gula aren yang dicairkan. Setelah cukup matang
bisa dihidangkan dengan memberikan sedikit gula aren cair di atas piring.
Jajanan tersebut mungkin hanya
sedikit dari banyaknya jajanan dan makanan tradisional khas masyarakat osing
lain yang tidak kalah unik. Harapan saya sih, semoga bisa mencicipi hidangan
masyarakat osing lainnya selama masih di Banyuwangi ^^.
nb jika ada penulisan nama mohon saya dikoreksi ya hehe
Jajanan kayk gini susah nyarinya :-(
BalasHapusiya kak,, pasti pas hajatan atau acara desa aja ya?
HapusMayoritas jajanannya berasa manis ya mas? Soalnya kebanyakan dicampur gula aren terkecuali kopi...
BalasHapusPingin nyicip pisang yang disiram gula aren cair
iyaaa, soalnya tema acaranya potensi desa kebetulan potensinya Gula Aren :D
Hapusduhhh kemaren ke Banyuwangi cuma numpang lewat mo ke Bali sih,
BalasHapusjadi belum sempat icip2 kulinernya..