|
Senja Menawan di Pantai Batar Panjang, Nusakambangan |
Nusakambangan, identik sekali
dengan pulau terasing yang digunakan sebagai penjara-penjara bagi pelaku
kejahatan. Ketika menjawab hendak ke Nusakambangan, orang yang bertanya “mau
kunjungan ke penjara?” bahkan ada yang becandaan “akhirnya kamu ketangkep lan”
aseemm!!. Terlepas dari itu, Pulau Nusakambangan merupakan Pulau yang
mempunyai keanekaragaman hayati
flora-fauna, dan bentang alam indah dan khas yang wajib dilindungi, sehingga
Pulau tersebut ditetapkan menjadi kawasan Cagar Alam. Selain mempunyai bentang
alam yang indah, terdapat benteng pendam yang dahulunya merupakan salah satu
benteng dari Negara portugis yang menjajah Tanah Air. Keberadaan itulah yang
membuat Pulau Nusakambangan yang merupakan Kawasan Cagar Alam, kawasan penjara
sekaligus kawasan wisata.
|
ini dia posisi pantai batar panjang |
|
berangkat dari pelabuhan tanjung intan |
Kali ini saya berkesempatan
mengunjungi Pulau Nusakambangan karna sekalian tugas memasuki Cagar Alamnya, pulau
Nusakambangan bagian barat tepatnya. Pada bagian barat pulau Nusakambangan
terdapat pantai yang bisa saya bilang cukup alami, namanya pantai Batar Panjang.
Sesuai namanya pantai ini terletak di Batar Panjang, pemukiman kecil di pesisir
barat pulau Nusakambangan. Untuk menuju ke pantai Batar Panjang dari Kota
Cilacap butuh perjuangan karena menggunakan perahu selama 2 jam dan bisa
memasuki pemukiman Batarpanjang saat air laut sedang pasang saja. Kami
berangkat dari pelabuhan kota Cilacap menyelusuri sungai-sungai yang ditumbuhi
oleh tumbuh-tumbuhan jenis Bakau yang sering kali tumbuh di muara-muara sungai.
Saat melintasi hutan bakau tersebut sering kali terlihat burung-burung yang
sedang mencari ikan, bahkan semacam berang-berang juga terlihat sedang berada
di pinggir sungai tersebut. Hutan bakau tersebut merupakan temoat tumbuh dan
bertelurnya ikan sehingga hewan-hewan tersebut berkumpul disini mencari makan. Ternyata
saat menyelusuri sungai ini menemukan hal unik lain yaitu rambu lalu lintas
perairan. Mungkin unik karena baru kali ini saya melihatnya langsung. Rambu-rabu
tersebut sangat penting karena sungainya yang berkelok-kelok dan bercabang, dan
masyarakat pesisir sungai tersebut mengandalkan transportasi via sungai. Setelah
menempuh perjalanan 2 jam kami tiba di pemukiman Batar Panjang. Pemukiman tersebut
berdiri rumah-rumah semi permanen dari kayu dan disekitar pemukiman tersebut
terdapat sawah dan kebun yang digunakan oleh warga Batar Panjang. Dari
Pemukiman tersebut kita hanya tingga; berjalan 10-15 menit saja untuk sampai di
Pantai Batar Panjang.
|
"Pasir berbisiknya" Batar Panjang :D |
|
muara sungai |
Pantai Batar Panjang mempunyai
hamparan pasir yang cukup panjang, pasir yang berwarna putih dengan butiran
yang agak halus.Sebelah selatan pantai ini terdapat sungai dan bukit. Pada saat
musim hujan, air sungai tersebut akan bermuara ke laut. Jika kita menaiki bukit
tersebut kita akan memasuki daerah Hutan Cagar Alam Pulau Nusa Kambangan. Jika
tidak mempunyai kepentingan lebih baik tidak memasuki kawasan tersebut untuk
hal yang diinginkan seperti tersesat di hutan. Di pinggir bukit tersebut
biasanya digunakan sebagai tempat favorit untuk memancing. Kita bisa duduk di
atas karang melempar kail ke arah laut dan berteduh dibawa rimbunnya pohon yang
ada di bukit tersebut. Jika kita melihat ke arah laut kita bisa melihat bukit
yang menjorok ke tengah laut. Itu ternyata adalah daerah Pangandaran, Tasikmalaya.
Letaknya di sebelah barat Pulau
Nusakambangan membuat pantai ini juga bisa menjadi tempat menikmati senja yang
menarik. Saat sore hari kita bisa melihat matahari terbenam menakjubkan turun perlahan
merubah warna biru laut menjadi kuning lalu jingga. Kadang matahari terbenam dibalik
pesisir Tasikmalaya atau pada waktu tertentu kita bisa melihat matahari
tenggelam di laut saat senja. Menikmati senja disini serasa pantai ini milik
pribadi karena tidak ada wisatawan sama sekali selain kami. Di pesisir pantai
hanya ada satu rumah sederhana milik keluarga nelayan yang terdiri bapak, ibu
dan satu anak yang masih kecil. Sang ibu menemani anaknya yang berlarian kesana
kemari, sesekali menaiki perahu ayahnya seperti berimajinasi sedang berlayar
sepertihalnya sang ayah, sesekali ibunya menggendong anaknya ketika anaknya
menghampirinya. Cerita keluarga nelayan sepertinya berhasil saya abadikan lewat
sebuah foto di bawah ini. Menggambarkan seorang istri dan anak nelayan yang menunggu
ayahnya pulang.
Warna Jingga senja perlahan
menghilang, bintang bermunculan, kami membuat api unggun di pinggir sungai sambil menunggu air laut
pasang untuk bisa kembali ke kota Cilacap. Suasana mengagumkan di perjalanan
pulang menyelusuri sungai, kami ditemani kelap kelip hamparan bintang diatas kepala
kami, dan kelap kelip ribuan
kunang-kunang di setiap dahan pohon bakau sepanjang sungai tersebut. Ahhh Seperti
terjebak di luar angkasa J.
|
hamparan bintang di perjalanan pulang |
hahah, pulau nusa kambangan ini ternyata cakep juga ya? Cuma selama ini kesannya serem, karena pulau ini kan juga dipakai penjara penjahat kelas kakap :|
BalasHapushihi iya, pas malam keliatan bgt ketat penjaranya..lampu sorot dimana2 :D
HapusBisa sampe malam juga toh di ini, mas? :-D
BalasHapusga bermalam kok, nunggu airnya pasang lagi sampe jam 8 kurang :D
HapusKeren banget senja nya, suka ama barisan pasir pantai nya
BalasHapusada yang terlewatkan... pantai ranca babakan...
BalasHapusAksesnyaa seperti apa ya
BalasHapus