Sehabis menikmati sunrise di
pantai Boom Banyuwangi, rasa lapar mulai menyerang. Walau di dalam kawasan Pantai Boom banyak menghidangkan makanan dan beberapa kuliner khas Banyuwangi
seperti nasi tempong, rujak soto dan lain-lainnya saya memilih makan di luar
saja dengan harapan bisa nemu makanan murah porsinya banyak :D. Keluar kawasan
wisata pantai boom, lalu menyelusuri jalan melewati taman Blambangan lalu ke arah Jl. Kapten Piere Tendean.
Menyelusuri jalan tersebut saya melihat warung yang cukup ramai, warung pecel pincuk Bu Tin namanya.
Untuk menuju kesana cukup mudah,
dari Kota Banyuwangi ambil jalan ke arah lampu lalu lintas simpang lima, dari
situ ambil jalan searah ke taman blambangan, ikuti jalan tersebut sampai lampu
merah taman blambangan lalu ambil ke kanan. Ikuti Jalan Kapten Piere Tendean
nanti di kiri jalan akan terlihat papan nama Warung Pecel Pincuk Madiun Bu Tin.
Warung Pecel Bu Tin sudah ada
sejak lama, sejak Stasiun kereta yang ada di jalan Kapten Piere Tendean ini
masih digunakan dan belum berahlifungsi menjadi sebuah pasar. Kini anaknya melanjutkan usaha berjualan Pecel Pincuk dari waktu ke waktu. Warungnya
cukup unik dan sederhana, hanya berukuran sekitar mungkin 6x6m (belum bagian
belakang), warung ini punya pelanggan setianya cukup banyak termasuk saya,
bahkan sabtu-minggu ada yang datang dari luar Banyuwangi untuk mampir makan di
Warung Pecel Pincuk Bu Tin. Warungnya
unik karena bernuansa tradisional dimana
Bu Tin menjajakan pecel dan lauk pauknya secara langsung. Kursi kayu panjang
berjejer di tiga sisi warung untuk para pengunjung yang ingin makan dan
mencicipi Pecel Pincuknya.
Namanya juga Pecel Pincuk,
penyajiannya sudah pasti pakai pinjuk. Pincuk terbuat dari daun pohon pisang
yang telah digunakan sejak lama sebelum ditemukannya piring ataupun kertas
bungkus. Namun penyajian di Warung Pecel Bu Tin ini tergolong unik karena
pincuknya mempunyai ukuran yang berbeda dari pincuk pada pecel medium lainnya.
Pincuknya cukup besar. mungkin sekitar seukuran baskom plastik kecil atau lebih
besar dari mangkok abang tukang bakso. Namun dengan besarnya ukuran pincuk,
kita serasa enak memegangnya. Besarnya pincuknya pun juga sebanding juga dengan
porsinya. Untuk ukuran perut saya, porsi yang disajikan di Warung Pecel Bu Tin
cukup banyak belum lagi nanti jika kita menambah lauk-pauk seperti ayam, telur,
ikan, sate usus dan lainnya. Untuk
harganya relatif terjangkau, biasanya saya menghabiskan 8000-15000 (harga tergantung
isi lauk) saja. rasa nikmatnya pecel Bu Tini bisa diacungi dua jempol.
|
selamat makan :D |
Sungguh nikmatnya duduk berbagi
celah di kursi panjang, menggemgam pecel pincuk raksasa dan menyantapnya
perlahan-lahan.
Buka mulai jam 05.30 sampai habis (siang)
Enak bangeeeeettt......
BalasHapusjadi ingat nasi pecel di SCJ Jepara, sedep juga rasanya. ngangeni
hihi berterimakasih sama pelopor nasi pecel pokoknya :D
HapusPenasaran, pingin ditandingkan dengan pecel Nganjuk, hahaha. :D
BalasHapushehehe malah blm pernah jajal pecel ngajuk di kotanya :D
Hapus