Berjalan pulang menuju Jogja dari Kebun Buah Mangunan, Imogiri, pandangan saya terpaku pada papan petunjuk jalan
menuju “ Musium Batik” di sekitar pasar
Imogiri lama. Tanpa berpikir panjang saya membelokan kendaraan menuju museum
batik tersebut. Tak jauh sekitar 200 meter saya pun sampai di depan museum
batik tersebut. Museum Batik Joglo Cipto Wening namanya, merupakan museum yang
didirikan dengan koleksi-koleksi pribadi. Museum ini didirikan tahun 2004 namun
sempat tutup sementara karena rusak akibat gempa bumi dan didirikan dan resmi
dibuka kembali oleh Sultan Hamengku Buwono X.
Rute untuk mencapai museum batik
ini dari jogja cukup mudah, kita hanya tinggal melewati jalan Imogiri Timur
sampai mentok pertigaan, lalu ambil kiri. Kita akan melewati pasar dan nanti
sebelah kiri jalan akan ada papan petunjuk arah menuju museum batik ini. Jika tidak
menemukan museum batik ini, jangan sungkan-sungkan bertanya pada warga sekitar
ya :)
Memasuki museum ini, saya
langsung terkesan dengan nuansa jawa. Sepeda onthel, pohon kepel, nangka yang
merupakan pohon khas jogja dan bangunan Joglo yang menyimpan dan memamerkan
koleksi-koleksi batik. Jogjo tersebut merupakan Joglo tua yang umurnya sudah
mencapai 200 tahun. Nuansa Joglonya lebih mengagumkan lagi, suasana jawa yang
khas dengan tata letak dan cahaya lampu yang pas membuat suasana jawanya makin
kerasa. Dan karena nuansanya yang khas museum ini kadang dipakai untuk
pembuatan foto komersil maupun film.
Museum ini didirikan untuk
melestarikan batik-batik kuno asal daerah Bantul, Yogyakarta dan sekitarnya. Kata
pemilik museum ini, museum ini juga menyimpan kain yang dihiasi motif-motif
langka yang tidak lagi atau sudah jarang diproduksi saat ini. Beberapa motif
langka tersebut antara lain motif lereng, sidomukti, sidoluhur, dan wahyu
tumurun. Pembuatan motif tersebut memerlukan keahlian dan ketelatenan yang tinggi
selama proses pembuatannya serta pembatik yang bias mengerjakan motif tersebut
hanya sedikit. Terdapat pula batik khas daerah Imogiri yang dilestarikan di
sini, namanya batik Kelengan. Kekhasan batik jenis ini adalah pada warna nila
dan putih yang mendominasi pewarnaannya di dalamnya. Pada zaman dulu, warna
nila (Cyan) diperoleh dari sejenis rumput-rumputan yang tumbuh di wilayah
setempat.
Museum ini buka mulai jam 10.00
sampai dengan 15.00 dan libur di hari senin dan libur nasional. Mengunjungi museum
ini tidak ditarik biaya, dan kita diharuskan menjaga kesopanan, kebersian dan
keasrian museum ini.
yuk Kunjungi Museum :)
Bisa belajar mbatik juga ngak disini ????
BalasHapus@cumilebay.. bisa mas, tapi kontak museumnya dulu nanti biar peralatannya disiapkan :)
BalasHapusastaga, ini toh museum yang papan petunjuknya agak gak niat itu. kemarin pas ke Imogiri ngelewatin mas, gak nyangka keren gini. ;-(
BalasHapuskeren kok, memang si ga begitu komersil, tapi setidknya masih ada yang mau melestarikan batik..menjadi tujuan menarik selain ke situs makam Imogiri, dan belanja batik di desa batik Giriloyo...
BalasHapus:)
Deket sama rumah tinggalku, tapi blm pernah kesini. Kebangetan bgt, segera meluncur ke Joglo Cipto Wening. Makasih infonya sangat membantu..
BalasHapus