Belakangan ini, hujan selalu
mengguyur kota Jogja terutama sore sampai malam hari. Sesungguhnya cuaca dingin-dingin begitu
enaknya memang menyantap makanan yang membuat hangat, salahsatunya sudah pasti
Bakmi Jawa. Saya teringat kedai bakmi jawa yang pernah saya coba tahun 2008
silam, Bakmi Shibitsu namanya. Nama yang bisa dibilang cukup unik, saya sempat
tertipu dengan namanya yang mirip kosakata bahasa Jepang dan saya pikir di kedai
bakmi ini akan ada kolaborasi antara dunia perbakmian Tanah Jawa dengan Jepang ,
khayalan yg aneh. Penamaan kedai bakmi tersebut karena peracik bumbu dan
sekaligus penjajanya adalah orang Bisu atau Tunawicara. Namun begitu,
kenikmatan bakmi buatannya bisa membuat kita diam membisu.
Kedai Bakmi ini terletak selatan
Pojok Benteng Barat, lebih tepatnya di Jalan Raya Bantul no. 106. jika dilihat
dari letaknya kedai bakmi ini lumayan dekat dari beberapa objek wisata seperti
Malioboro, alan-alun utara dan alun-alun selatan. Sehabis berdingin-dingin ria dan menikmati suasana
malam di tempat tersebut, kita bisa mencoba kenikmatan bakmi ini. Jika dari alun-alun
selatan kita bisa melewati Plengkung Gading lalu ambil arah kanan (barat) ikuti
jalan tersebut nanti akan bertemu lampu merah pertama (pojok benteng barat)
ambil kiri ke arah Jalan Raya Bantul. Nanti kedai bakmi Shibitsu ini ada di
kiri jalan. Saat berada di Jalan Raya Bantul pelan-pelan saja karena warung ini
agak susah terlihat.
Sesampainya di kedai trsebut saya
memesan, bakmi godog (rebus) dan teh panas, yang saya kira cocok dapat
menghangatkan badan saya setelah menembus gerimis kecil dan yang pasti bisa
memadamkan kelaparan. Di warung ini kita bisa memilih duduk lesehan atau duduk
di meja-kursi panjang. Saya memilih meja kursi pojok belakang. Tidak menunggu
lama, pesanan teh panas saya datang diantarkan oleh ibu murah senyum berbaju
biru yang kemudian saya ketahui dia bisu setelah saya ajak bicara. Hidangan
tehnya berbeda dari kedai bakmi biasanya, disini tehnya memakai gula batu dan
disediakan seteko kecil sebagai tambahan
jika teh kita telah habis kita nikmati. Teh disini menurut saya cukup nikmat
rasa kentelnya pas dan agak berbeda dari teh yang dihidangkan di kedai bakmi
lainnya,. Hidangan teh khas jawa bisa kita nikmati sambil menunggu bakmi
pesanan kita. Cukup lama memang menunggu pesanan bakmi saya matang, karena
antrian dan juga pembuatannya masih tradisional menggunakan “anglo”. Namun lamanya menunggu tak terasa sambil
menikmati hidangan teh khas jawa bersama teman-teman dan penikmat bakmi ini. Setelah 30 menit akhirnya bakmi
pesanan saya dating, yah seperti namanya kenikmatan bakmi ini sekejap membuat
saya diam membisu. Entah bagaimana meracik bumbunya, bumbunya terasa melekat
pada bakminya maupun kuahnya. Kenikmatan
bakmi membuat yang membuat diam membisu perlu kalian coba, selagi kalian masih
di jogja J
wah kapan ntraktir kemari kak :D
BalasHapus