Ini mungkin akan jadi salah satu
perjalanan berat yang saya alami. Semua berawal dari salah serang teman saya
yang penasaran dengan air terjun yang terlihat di gunung Merbabu, Jawa Tengah
dari sekitar rumahnya. Saat cuaca mendukung air terjun itu nampak berwarna
putih sendiri ditengah gunung merbabu yang hijau dan dugaan kami air terjun
yang kami lihat itu sangat besar, karena dari jejauhan saja terlihat . Karena saking
penasaranya, ketika saya berkunjung ke
rumahnya, saya pun diajak untuk menemaninya mencari air terjun itu. Kamipun
segera meluncur ke arah Timur pegunungan Merbabu, setelah mengumpulkan
informasi terkait air terjun itu. Untuk mencapai lokasi tersebut ternyata kita
harus menyelusuri sungai Pantaran. Lokasi sungai ini terletak di desa Candi
Sari, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah sangat menarik karena
berada di antara 2 lembah yang curam.
|
flora yg kami temui |
Sesampainya di desa Candi Sari,
anda akan menemukan petilasan Ki Ageng Pantaran (Syeh Maulana Ibrahim Maghribi)
yang menemukan yang menemukan mata air di perut bumi Merbabu. Mata air tersebut
ternyata adalah air terjun yang kami lihat itu. Mata air itu bernama itu bernama
Grojokan Sipendok. Jam menunjukan pukul 1 siang waktu setempat. Kami pun segera
menyelusuri jalan yang ada di samping petilasan Ki Ageng Pantaran menuju sungai
Pantaran. Sesampai di sungai itu kami langsung melihat dua bukit yang curam
akan setia menemani perjalanan kami. Dua tebing curam seakan menciutkan nyali
apalagi ditemukan beberapa bekas longsoran yang materialnya langsung menimbun
sungai. Belum lagi dinginnya cuaca dan air sungai yang seakan menusuk
kulit-kulit kami. Di perjalanan kami menemukan banyak flora seperti tumbuhan
yang buahnya mirip stoberi, bunga Edelweis, hamparan bunga berwarna kuning dan
berbagai spesies burung yang tak bisa kami kenali juga.
|
Curug Tempuran |
Satu jam telah kami lewati, namun
keindahan suasana disana membuat perjalanan kami tak terasa. Di saat itu kami
menemukan curug yang bernama curug tempuran disisi kanan tebing. Dinamakan Tempuran
karena curug ini jatuh langsung dari tebing lalu bertempuran dengan sungai
Pantaran. Mengingat waktu kami cuma sedikit, kami langsung segeramengabadikan
gambar curug ini dan bernarsis ria bersama. Perjalanan kami lanjutkan, sama
seperti tadi dua tebing yang curam masih setia menemani kami, namun yang
berbeda debit air sungai mulai banyak. Setelah ini kami pun menemukan curug
lagi. Bedanya curug ini tidak tinggi seperti curug Tempuran yang kami temui
tapi dibawah curug ini terdapat cekungan yang bisa dibuat berenang, mandi atau
bermain air dan sudah tentu air disini sangat dingin. Cukup membuat tulang-tulang senut-senut kalau lama-lama berendam hehe.
Setelah curug ini kami mencapai lokasi dimana tebing curam itu
makin mengapit jalan kami. Rasa kagum dan rasa takut bercampur aduk jadi satu,
namun dari kejauhan kami melihat sebuah curug lagi disana. Menurut warga sekitar
curug ini bernama curug Krono Jiwo. Curug ini terdapat sebuah kolam yang dalamnya
sekitar 1-2 meter lebih.
|
Curug Krono Jiwo |
|
Menaiki Tebing |
Waktu sudah jam setengah 4 sore,
kondisi langit sudah agak gelap tertutup kabut. Kami berdiskusi harus pulang
atau melanjutkan perjalanan dan kami memutuskan untuk menyelusuri sedikit lagi.
Untuk melewati curug Krono Jiwo kami sangat kesulitan karena harus memanjat
tebing curug yang lici tersebut. Setelah berhasil
melewati rintangan tersebut lagi-lagi kami menemukan air terjun, namun bukan
curug Sipendok. Menurut warga curug ini bernama curug Simuncar. Karena air yang
jatuh berpencar-pencar tidak jadi satu seperti air terjun yang telah kami
lalui sebelumnya. Dengan semangat yang tersisa kami pun segera mengabadikan foto curug ini.
|
Simuncar |
Karena waktu tidak memungkinkan kami memutuskan pulang. Dan kami hanya bisa membayang-bayang bagaimana bentuknya, seberapa tingginya, adakah
jalur lain selain melewati jalur sungai ini. Sesampainya dilokasi penitipan
sepeda motor, kami bertanya-tanya mencari nama curug-curug yang kami temui
serta curug Sipendok yang membuat kami penasaran :). Menurut warga, untuk
mencapai curug tersebut kita harus menempuh waktu “6 JAM!!!” dan warga sekitar
yang pernah sampai sanapun masih bisa dihitung dengan jari. Memang waktu kami tak cukup untuk
sampai kesana, apalagi perbekalan minim banget hanya biskuit coklat 4 bungkus,
air mineral 2 botol (600ml), serja sejumlah permen, namun semangatnya dengan “Semangat
45” :p. Akhir kata kapan-kapan harus
dicoba lagi dengan perbekalan yang memadai dan waktu yang cukup.
ND nya mantepp mas alan,, :D bikin poto air terjun mas alan makin ciamikk.. :D
BalasHapus*pengen kesana* :D
jossss iki *salut mode on*
BalasHapus@indrialofallah makasih ndri.ini g pake ND ndri..pake CPL aja cuaca langit berkabut jadi bisa SSan deh ehhehe
BalasHapus@annosmile. makasih kk, salam salut kembali :)
bagus curugnya, coba gambar curugnya gak di edit dan lebih besar :D *IMO
BalasHapusya rasanaya kalau kesana mesti siapin alat perekam video ,, sekalian buat dokumenter bagus..
BalasHapustrims buat infonya
#BlogWalking sore
Sukses selalu..
kembali tak lupa mengundang juga rekan blogger
Kumpul di Lounge Event Blogger "Tempat Makan Favorit"
Salam Bahagia
@adang. hehe sip itu. bisa memajukan pariwisata setempat hehehe.. makasih y undangannya saya pasti datang :)
BalasHapussalam bahagia kembali
@aprie, kuedit kasih alamat blog supaya g disalah gunakan :)
waaaahhh pasti asyik. hmmmm...
BalasHapuspengen....
Blogwalking nih... :)
BalasHapusSuka Mas Alan...
Kapan2 kalau kesana bisa minta jadi guiode nih *lirik mas Alan :P
Sekali jalan bisa nemuin air terjun segitu banyak, Subhanallah....
BalasHapusMasbrow..salam kenal..klo kesitu lg ngajak2 ya..kliatannya asik..maklum bekas cah gunung..pengen mbolang lg..he3..
BalasHapussudah ada info tambahn kh? maksudnya udh menelusuri unt yg ke-2 atau yg ke-3 x hehe
BalasHapusMau tanya mas. Disana bia ngecamp ga yah? Thanks
BalasHapusBisa aja kok, tapi tetap ijin sama desa setempat mas..
Hapusmaaf kak.. ada penempatan foto yang slahhh....
BalasHapussimuncar bukan yang itu hehehehhe
balas
ohhh yg si Muncar jadi yang mana??
Hapusmantab gann......... ane warga byl malah blm pernah kesana....marfolos...marfolos.....
BalasHapus