|
Altar Alas Bendengan 2011 |
Pagi
itu cuaca cerah, hamparan awan altocumulus hadir menghiasi langit sekitar gunung
Merapi membuat saya betah memandangi langit disana. Terlihat banyak wisatawan maupun
warga berjalan mendaki jalanan menanjak dari parkir lokasi wisata cangkringan menuju
kediaman almarhum mbah Maridjan. Mereka mempunyai tujuan yang sama dengan saya,
yaitu melihat prosesi Labuhan Alit Merapi, khususnya pasca erupsi Merapi 2010
silam.
|
Berdoa bersama di kediaman almarhum mbah Maridjan |
Prosesi Labuhan Alit
Merapi pasca erupsi dipimpin oleh juru kunci merapi mbah Asih, dan ini kali
keduanya beliau memimpin prosesi ini. Prosesi diawali dengan berdoa bersama di kediaman
almarhum mbah Maridjan selaku juru kunci terdahulu lalu dilanjutkan dengan
berjalan menuju altar labuhan di Alas Bedengan. Lokasi altar pasca erupsi
dipindah karena altar yag terdahulu rusak tertimbun material vulkanik. Menuju
Alas Bedengan tidak mudah, rombongan pembawa sesaji dan uba rampe, serta warga
masyarakat harus menempuh perjalanan sejauh 2km melalui trek yang cukup curam
dan berpasir. Saya sendiripun sempat berhenti sejenak untuk beristirahat
mengatur nafas. Setelah sampai di Alas Bedengan, uba rampe" (perlengkapan
dan benda yang akan di labuh) dan sesaji satu persatu dan digelar di atas altar
labuhan. Barang-barang yang dilabuh dalam Labuhan Merapi ini ialah barang
kesukaan Sultan Hamengku Buwono X, antara lain Sinjang Cangkring, Sinjang
Kawung, Dhestar Dara Muluk, Semekan Gadung Mlati dan Semekan Bangun Tulak.
Masing-masing 1 lembar kain. harapannya karena Sultan sudah merelakan barang
yang dicintainya sehingga Tuhan bisa memberikan keselamatan bagi rakyat DIY dan
sekitarnya.Setelah uba rampe dan sesajian diletakan diatas altar labuhan,
selanjutnya adalah pembacaan doa-doa. Mulai dari membakar kemenyan dan cerutu,
pembacaan doa proses ini memakan waktu sekitar 20 menit. Pemanjatan doa pun
berakhir, terlihat para abdi dalem mulai sibuk membuat berkat yaitu berupa nasi
putih yang dilengkapi daging ayam suwiran yang nantinya dibagikan untuk para
peserta prosesi. Mereka membukus berkat itu dengan plastik kecil yang tiap
plastiknya diberi jatah empat sendok makan nasi putih dan suwiran daging ayam.
|
Menuju Altar Alas Bedengan 2011 |
|
Membuat nasi berkat |
|
Uba Rampe |
|
peserta (warga,wisatawan) Labuhan Merapi |
Prosesi Labuhan yang
digelar dengan sederhana ini mempunyai makna sebagai ungkapan rasa syukur untuk menghaturkan banyak terima kasih kepada Tuhan
Yang Maha Esa karena telah memberi keselamatan serta kesehatan kepada warga
masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya selama ini. itu Menyaksikan Labuhan
Alit Merapi menyaksikan sebuah keharmonisan hubungan antara Tuhan, manusia
dan alam, begitu berkesan di hati saya.
Wuih tampilan baru nih blognya lan :)
BalasHapusHmm jalannya emang curam ya lan keliatan dari fotonya, pasti acaranya khidmat banget ya tuh lan... (>o<)b
@chici: iya chi. biar yg mampir ga bosen hehe (berhasil juga ngotak-ngatik kode HTML) iya ci jalannya berangkatnya sangat bikin ngos-ngosan soalnya full tanjakan..
BalasHapus