Suasana pengambilan Gunungan apem |
Upacara
Saparan Wonolelo diselenggarakan di wilayah Desa Widadamartani, Kecamatan
Ngemplak, Kabupaten Sleman terlekat sekitar 19 km dari pusat kota jogja. Masyarakat
pedukuhan Pondok Wonolelo bermaksud mengenang kembali leluhur mereka, terutama
keturunan Ki Ageng Wonolelo. Disamping itu, mereka juga mengenang jasa Ki Ageng
Wonolelo sebagai penyebar agama Islam, khususnya di Pondok Wonolelo.
Upacara
saparan Wonolelo juga disebut sebagai tradisi apeman yang nantinya akan
dijadikan sesaji dan gunungan yang akan dibagikan diakhir acara kepada
pengunjung dan pengziarah yang hadir. Apem ini adalah sesaji yang tidak boleh
terlewatkan karenan konon sejarahnya, apem ini dibawa oleh Juru Kunci makam Ki
Ageng Gribig dari Jatinom, kepada mertua Kepala Desa Widadamartani, untuk
membasmi hama tikus yang menyerang panenan penduduk Pondok Wonolelo. Kue apem
tadi dipotong menjadi empat sama besar, disesuaikan dengan jumlah bendungan air
yang mengairi tanah persawahan Pondok Wonolelo. Setiap potong apem tadi ditaruh
pada masing-masing bendungan air agar tuah apem tadi dapat terbawa oleh aliran
air dan menyebar secara merata ke sawah-sawah yang terkena aliran air. Ternyata
berkat tuah apem itu hilanglah hama tikus.
Sekitar pukul
14.30, Arak-arakan yang membawa pusaka-pusaka Ki Ageng Wonolelo dari Balai desa
Widadamartani menuju Masjid Ki Ageng Wonolelo lalu dilanjutkan menuju makam Ki
Ageng Wonolelo. Setelah ark-arakan ini gunungan apem digantung di atas pohon
terlebih dahulu yang nantinya akan
diturunkan dan dibagikan kepada pengunjung yang datang. Pada akhir nya acara yang ditunggu-tunggu para pengunjung telah tiba, yaitu pengambilan gunungan apem yang berlangsung seru. Bagi yang tidak dapat pem dari gunungan apem jangan bersedih, karena panitia telah membangun menara apem yang fungsinya untuk melemparkan ratusan apem untuk para pengunjung.
"Hujan" Apem ^^ |
Posting Komentar